Berita

Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara KPK Ali Fikri/Net

Politik

TWK Terkait Pilpres 2024, Jubir KPK: Analisa Febri Diansyah Terlalu Jauh

SENIN, 07 JUNI 2021 | 16:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Analisa mantan Jurubicara KPK Febri Diansyah dinilai terlalu jauh. Sebab, dia mengaitkan masalah Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK dengan kontestasi Pilpres 2024.

Namun demikian, Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara KPK Ali Fikri menghormati apa yang disampaikan Febri Diansyah sebagai sebuah pendapat dan analisa dari masyarakat.

“Tapi terlalu jauh jika mengkaitkan pelaksanaan TWK bagi seluruh pegawai tetap maupun tidak tetap KPK ini dengan kontestasi politik 2024," ujarnya.


Ali menegaskan, KPK sebagai salah satu aparat penegak hukum memegang prinsip dalam upaya penegakan dan pelaksanaan UU, dilakukan sesuai koridor hukum yang berlaku.

"Kami lakukan sesuai dengan aturan dan koridor hukum dan tidak dengan melanggar hukum," tegasnya.

Independensi, kata Ali, menjadi hal mutlak yang harus dimiliki oleh lembaga penegak hukum, termasuk KPK. 

"Dan hingga saat ini independensi itu masih menjadi prinsip kerja kami sebagaimana amanat UU KPK," ujarnya.

Ali menambahkan, KPK akan tegak lurus pada jalurnya sebagai penegak hukum. Termasuk dalam hal penanganan perkara, KPK juga tidak melihat latar belakang politik dan sosial pelakunya. Semua didasarkan pada kecukupan alat bukti sebagaimana ketentuan hukum.

"Perlu kami tegaskan tugas pokok fungsi KPK tidak hanya bidang penindakan semata, namun ada tugas pencegahan, monitoring, koordinasi, supervisi dan pendidikan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi," pungkasnya.

Mantan Jurubicara KPK, Febri Diansyah, dalam akun Instagram pribadinya @febridiansyah.id, Febri mengunggah video pernyataan dirinya menyoal "apa hubungan penyingkiran 75 pegawai KPK dan 2024?". Menurutnya, KPK bisa dikuasai kekuatan politik tertentu yang membuat KPK tidak lagi independen.

"Kita tidak pernah bisa bayangkan kalau sebuah lembaga antikorupsi yang independen digunakan untuk menghajar lawan-lawan politik maka yang terjadi adalah oligarki akan semakin kuat karena tidak ada kontestasi poltik yang fair," kata Febri. 

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya