Berita

Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari/Net

Dunia

Cuitan Presiden Dihapus, Nigeria Balas Tangguhkan Akses Twitter

MINGGU, 06 JUNI 2021 | 13:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penduduk Nigeria tidak dapat mengakses Twitter untuk batas waktu yang tidak ditentukan sejak pemerintah menangguhkan aktivitas media sosial tersebut.

Dikutip dari Reuters pada Minggu (6/6), keputusan pemerintah Nigeria untuk menangguhkan Twitter dipicu oleh tindakan Twitter yang menghapus unggahan Presiden Muhammadu Buhari yang menyatakan akan menghukum kelompok separatis.

Dalam beberapa bulan terakhir, separatis pro-Biafra diduga telah menyerang polisi dan gedung-gedung pemerintahan.

Lewat akun Twitter-nya, Buhari bersumpah untuk memberikan tindakan yang pantas untuk kelompok tersebut. Namun cuitan tersebut dihapus pada Rabu (2/6) dengan alasan kasar.

Kemudian ada Jumat (4/6), Menteri Informasi dan Kebudayaan Lai Mohammed mengatakan pemerintah memutuskan untuk menangguhkan Twitter karena platform itu digunakan untuk kegiatan yang mampu merusak keberadaan perusahaan Nigeria.

Mohammed menyebut, misi Twitter di Nigeria sangat mencurigakan. Bahkan Twitter pernah mengabaikan cuitan yang menghasut terhadap pemerintah Nigeria.

Asosiasi Operator Telekomunikasi Berlisensi Nigeria mengatakan pihaknya telah menangguhkan akses ke Twitter sesuai dengan arahan pemerintah.

Keputusan pemerintah untuk menangguhkan Twitter dikecam secara luas.

Amnesty International mengatakan pihaknya mengutuk penangguhan tersebut karena Twitter banyak digunakan oleh warga Nigeria untuk menyuarakan pendapat dan kebebasan ekspresi mereka.

"Kami menyerukan pihak berwenang Nigeria untuk segera membalikkan penangguhan yang melanggar hukum dan rencana lain untuk membungkam media, menekan ruang sipil, dan merusak hak asasi manusia Nigeria," kata Amnesty Internasional.

Kritikan juga disampaikan oleh perwakilan Amerika Serikat (AS) di Nigeria.

Ada sekitar 40 juta pengguna Twitter di Nigeria. Banyak dari mereka yang anak muda kemudian mencari jalan keluar dengan beralih ke menggunakan virtual private network (VPN) untuk mengakses Twitter.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya