Berita

Aksi protes di Yangon, Myanmar, atas kudeta militer/Net

Dunia

Tiga Jurnalis Myanmar Yang Kabur Ke Thailand Didenda 128 Dolar AS Dan Terancam Dideportasi

RABU, 02 JUNI 2021 | 07:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah gambaran yang menimpa tiga wartawan Myanmar yang secara ilegal menyeberang ke Thailand untuk melarikan diri dari tindakan keras militer. Selain diwajibkan membayar denda, ketiganya dapat menghadapi deportasi.

Para jurnalis, yang bekerja untuk situs berita Suara Demokratik Burma, ditangkap bersama dengan dua aktivis Myanmar di kota utara Chiang Mai pada Mei lalu dan dituduh masuk secara ilegal.

“Pengadilan pada hari Jumat (28/5) menghukum mereka dengan masa percobaan satu tahun dan denda masing-masing 4.000 baht (setara 128 dolar AS),” kata Nadthasiri Bergman, seorang pengacara di Yayasan Pengembangan Hak Asasi Manusia, seperti dikutip dari AFP, Selasa (1/6).

Pengadilan juga mengatakan mereka akan menghadapi tujuh bulan penjara jika mereka melakukan pelanggaran yang sama lagi.

“Secara hukum, mereka dapat dideportasi dalam waktu 72 jam setelah hukuman,” Bergman mengatakan kepada AFP, meskipun dia menambahkan mereka telah mengajukan surat banding pada hari Jumat yang menghentikan otoritas imigrasi untuk segera mendeportasi mereka. Para pengacara khawatir kehidupan ketiganya akan dalam bahaya jika mereka dipulangkan.

“Kami sedang menunggu proses pencarian suaka di negara ketiga,” kata Bergman.

Pemerintah Thailand sendiri mengatakan sedang mencari solusi ‘kemanusiaan’ untuk menghindari deportasi ketiganya kembali ke Myanmar yang dilanda kudeta, di mana majikan mereka telah memperingatkan hidup mereka akan “dalam bahaya serius” jika mereka pulang sekarang.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu, yang memicu pemberontakan massal ditandai dengan sejumlah besar penduduk turun ke jalan.

Junta menanggapi aksi protes dengan keras, menangkap tersangka pembangkang dalam penggerebekan malam, dan menargetkan wartawan dan outlet berita dengan menutup mereka.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya