Berita

Kanselir Jerman Angela Merkel/Net

Dunia

Intelijen AS Dan Denmark Kolaborasi Mata-matai Pejabat Eropa, Bangun Pusat Data Rahasia Di Amager

SENIN, 31 MEI 2021 | 10:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Badan intelijen Denmark, Defense Intelligence Service (FE), dilaporkan telah membantu National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) untuk memata-matai pejabat Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Informasi yang menyebutkan NSA telah memata-matai pejabat Eropa pertama kali terungkap oleh whistleblower Edward Snowden pada 2013, saat pemerintahan Presiden Barack Obama.

Namun laporan beberapa media Eropa pada Minggu (30/5) merinci dugaan dukungan FE dalam kasus tersebut, seperti dimuat Politico.


Menurut beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya, sejumlah media dari Denmark, Jerman, Prancis, Norwegia, dan Swedia menyebut FE dan NSA memiliki hubungan dari 2012 hingga 2014.

Dalam laporannya, Denmark Radio (DR), mengungkap operasi tersebut dinamakan "Dunhammer", di mana NSA menggunakan sistem penyadapan Denmark pada kabel internet bawah laut, dengan sepengetahuan dan persetujuan otoritas.

Kerja sama tersebut terselubung dalam perjanjian Denmark dan AS untuk mengawasi dan menyimpan data dari kabel internet bawah laut.

Bahkan pusat data dibangun untuk tujuan intelijen tersebut di pulau Amager, selatan Kopenhagen.

Salah satu pejabat Eropa yang menjadi target adalah Merkel dan dua saingannya ketika memperebutkan kursi kanselir di masa lalu, yaitu Peer Steinbruck dari Sosial Demokrat dan Frank-Walter Steinmeier.

DR juga melaporkan bahwa pejabat tingkat tinggi lainnya telah diawasi dari Prancis, Norwegia, dan Swedia, meskipun tidak menyebutkan nama mereka.

Pemerintah Jerman, Swedia, dan Norwegia mengatakan mereka belum mengetahui laporan tersebut, sementara kantor presiden Prancis menolak memberikan tanggapan. Sedangkan Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen menolak berkomentar.

Penyelidikan DR dilakukan bekerja sama dengan surat kabar Prancis Le Monde, surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, penyiar Jerman NDR dan WDR, dan penyiar publik dari Swedia (SVT) dan Norwegia (NRK).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya