Berita

Ilustrasi Pilpres/Net

Politik

6 Syarat Yang Harus Dipenuhi Jika Ingin Pilpres Hanya Diikuti 2 Paslon

SENIN, 31 MEI 2021 | 09:05 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Usulan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasangan calon seperti diinginkan PDI Perjuangan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristianto, dianggap tidak masalah. Selama bisa memenuhi beberapa persyaratan.

"Adanya dua pasangan yang bertarung dalam Pilpres 2024 mendatang, sebenarnya tidak masalah," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies, Nyarwi Ahmad, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/5).

Akan tetapi, ada persyaratan tertentu yang harus dilakukan partai politik (parpol) atau koalisi parpol terhadap paslon yang mereka usung nantinya.

"Asal parpol-parpol pengusung atau koalisi parpol pengusung masing-masing pasangan, melakukan proses seleksi pasangan capres-cawapres tersebut secara terbuka atau transparan, inklusif, dan demokratis, dengan mengakomodasi pendapat publik," jelas Nyarwi.

Misalnya, bisa dilakukan dengan model konvensi yang berbeda dengan model konvensi yang sebelumnya pernah terjadi dalam Pilpres 2004 dan 2009 lalu.

"Konvensi Capres ini tidak dilakukan pada level organisasi parpol, seperti yang pernah terjadi dan dilakukan oleh partai Golkar dalam Pilpres 2004 dan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009 lalu. Namun, konvensi dilakukan oleh koalisi parpol yang hendak mengusung pasangan Capres," jelas Nyarwi.

Nah, menurut Nyarwi, konvensi yang dilakukan oleh koalisi parpol perlu dilakukan dengan mengedepankan enam hal.

Pertama, konvensi dilakukan tidak ditujukan untuk menutup peluang publik atau masyarakat atau pemilih untuk mendapatkan sosok pasangan terbaik yang diinginkan dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Kedua, proses seleksi dalam konvensi dilakukan berbasis indikator-indikator tertentu, seperti tingkat kecocokan antara orientasi ideologi personal kandidat dengan orientasi ideologi parpol, potensi kontribusi kandidat tersebut untuk mewujudkan cita-cita ideologi dan kebijakan-kebijakan publik yang menjadi prioritas parpol, dan lain sebagainya. Indikator-indikator tersebut juga perlu diketahui oleh publik secara luas," terang Nyarwi.

Selanjutnya, setiap tahapan yang dijalankan dalam konvensi tersebut juga harus dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Kemudian konvensi tersebut dijalankan dengan mempertimbangkan dinamika pendapat publik. Khususnya terkait dengan profil personal, karakter, dan kapasitas pasangan capres-cawapres yang berpartisipasi dalam konvensi tersebut.

Lalu, masih kata Nyarwi, mekanisme konvensi capres-cawapres dilakukan dengan berbasis pada prinsip-prinsip demokratis dan juga mengedepankan inklusivitas.

Sehingga, memberikan peluang pada semua kader parpol yang potensial ataupun figur publik yang memiliki track record dan kinerja yang bagus dalam kepemimpinan organisasi. Khususnya di lembaga negara atau pemerintahan untuk maju dan memenangkan konvensi tersebut.

"Keenam, konvensi tersebut diarahkan untuk memilih para kandidat capres-cawapres terbaik yang memiliki profil personal, karakter, integritas dan kompetensi yang bagus, dan pengalaman yang memadai dalam mengelola pemerintahan, serta memiliki basis ideologis dan elektoral yang luas dan inklusif, agar dapat diterima di berbagai kalangan ketika kelak dia terpilih setelah Pilpres dilakukan," pungkas Nyarwi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya