Berita

Ilustrasi/Net

Muhammad Najib

Akhirnya Israel Mengakui Kalah

MINGGU, 23 MEI 2021 | 21:38 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

DALAM sidang kabinet yang dipimpin oleh Perdana Mentri Benjamin Netanyahu, sejumlah mentri mengecam militernya sendiri yang dituding sebagai biang dari kekalahan Israel melawan Hamas, terutama Mossad sebagai badan intelijennya yang selama ini dibanggakan negara Zionis ini dan dikagumi dunia.

Surat kabar Israel Haaretz terbitan Sabtu (22/5/2021), bahkan memberitakan para menteri kabinet Israel yang marah sampai mengeluarkan kata-kata kasar sebagai tidak berguna saat menyalahkan Mossad, karena dinilai gagal dalam melaksanakan tugas sesuai target yang telah ditetapkan, sehingga berimplikasi pada kegagalan operasi militer secara keseluruhan.

Di antara target yang ditetapkan antara lain: Menemukan simpul-simpul jaringan terowongan bawah tanah, yang berada di bawah wilayah Gaza yang menjadi lubang perlindungan, sekaligus gudang senjata para pejuang Hamas.

Kemudian tidak berfungsinya pasukan komando yang telah dipersiapkan untuk membunuh Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas di Gaza dan Mohammed Deif yang menjadi komandan lapangan Brigade Izzuddin Al Qassam sebagai sayap militer Hamas.

Mentri Pertahanan Benny Gantz bahkan mematok target tambahan, terkait obsesinya untuk mengambil paksa dua mayat tentara Israel, yaitu Hadar Goldin dan Oren Shaul yang gugur saat perang antara Israel melawan Hamas tahun 2014.

Sampai saat ini dua jenazah tentara muda ini masih ditahan Hamas. Berkali-kali telah dilakukan negosiasi untuk pemulangannya, tapi belum ada titik temu. Selain itu, Hamas juga masih menyandera dua warga Israel bernama Avera Mengistu dan Hisyam Al Sayed, yang memasuki Gaza tanpa tujuan yang jelas.

Sebagai Menteri Pertahanan, Benny Gantz telah lama berjanji kepada keluarga korban untuk memulangkannya.

Pada saat yang sama, baik rakyat Palestina yang berada di Gaza maupun di Tepi Barat, seluruhnya bersuka ria turun ke jalan untuk merayakan gencatan senjata yang disepakati oleh Hammas dan Israel sebagai sebuah kemenangan.

Di jalan pusat kota Gaza nampak parade pasukan Izzuddin Al Qassam dengan membawa foto-foto para syuhada yang gugur sebagai bagian dari bentuk penghormatan. Sementara para pemimpin sipil mereka terus menyemangati.

Ismail Haniya sebagai tokoh politik nomor satu di jajaran pimpinan Hamas bahkan terus mengingatkan para penguasa di Tel Aviv, bahwa Hamas telah membuktikan kemampuannya yang jauh lebih dahsyat dari sebelumnya.

Haniya kemudian memuji dan berterima kasih pada Iran yang telah memberikan dukungan dana dan senjata.

Kini tantangan baru muncul baik bagi masyarakat internasional, PBB, Amerika dan Mesir yang terlibat aktif dalam proses gencatan senjata, yang berkepentingan menjaga agar kedua belah pihak tetap menghormati gencatan senjata.

Gencatan senjata tanpa syarat yang disepakata sebenarnya memiliki celah atau lubang besar, dan Israel nampak mulai memanfaatkannya. Masalah Masjid Al Aqsa dan pemukiman Syekh Jarrah di Yerusalem Timur yang menjadi sumber keributan mulai diusik kembali.

Reuters, TRT, WAVA, dan sejumlah media Israel memberitakan, bahwa pemukim Palestina di Syekh Jarrah dihalangi untuk meninggalkan rumah mereka oleh sejumlah polisi Israel, sementara orang luar dilarang mendekati wilayah ini.

Sedangkan para penjiarah Yahudi Ortodoks fundamentalis yang menganggap Masjid Al Aqsa sebagai tempat puing-puing tample of mount, situs suci mereka dikawal polisi untuk memasuki kompleks yang menjadi tempat suci ke-3 bagi umat Islam.

Karena itu, jika hal ini terus berlangsung, maka ibarat memadamkan kebakaran tapi titik apinya tetap menyala. Tentu setiap saat semua ini bisa menimbulkan kebakaran baru, yang bahkan lebih besar.

Bagi penguasa di Tel Aviv, semua ini dilakukan untuk mengurangi kemarahan dan kekecewaan para tokoh Yahudi fundamentalis dan para tokoh politik atas kekalahan Israel dalam perang 11 hari melawan Hamas.

Penulis adalah Pengamat Politik Islam dan Demokrasi

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya