Berita

Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Ist

Publika

Produksi Terus Turun, Untuk Apa Ada Menteri ESDM Dan Berbagai Lembaga Yang Mengurusi Minyak?

MINGGU, 23 MEI 2021 | 20:57 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PRODUKSI minyak nasional terus turun. Produksi menurun telah lebih dari 100 persen dalam dua dekade terakhir.

Produksi minyak nasional tahun 2000 sebanyak 1,4 -1,5 juta barel sehari, sekarang sudah berada di bawah 700 ribu barel sehari. Sebelum Presiden Jokowi berkuasa, produkai minyak mentah nasional di atas 800 ribu barel sehari.

Saban hari alasannya cuma satu sumur tua, sumur mengering. Padahal tugas negara melalaui lembaga negara mulai dari presiden sampai menteri adalah menggali sumur minyak itu.

Jadi kalau tidak menggali sumur minyak Kementerian ESDM seabrek lembaga yang mengurusi minyak ini ngapain aja?

Kalau sumur Indonesia mengering, mengapa sumur di negara penghasil minyak lain makin berminyak? Ini pertanyaan kasar, jangan-jangan minyak Indonesia sebagian besar malah dicolong ya?

Pada masa pemerintahan Jokowi, Indonesia mengalami penurunan tertinggi. Karena sepanjang zaman ini, tidak pernah produksi minyak naik.

Ada apa dengan kinerja menteri-menteri Presiden Jokowi? Mengapa mereka tidak memiliki kemampuan membuat terobosan sama sekali. Apakah mereka doyan mengeluarkan izin minyak impor karena banyak ketebelece dan konstanta tidak jelas dalam urusan impor ini?

Jika melihat chart produksi minyak nasional, termasuk asumsi produksi minyak yang diajukan Menteri ESDM ke DPR, maka langkah segera yang harus dilakukan Jokowi adalah mengevaluasi Menteri ESDM, apa yang dia kerjakan.

Presiden juga harus memikirkan membekukan Satuan Kerja Khusus Migas (SKK) Migas bentukan presiden sebelumnya, SBY. Keberadaan lembaga ini sudah seperti parasit yang membebani organisasi politik migas Indonesia.

Semoga presiden segera bertindak.

Penulis adalah Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya