Berita

Al-Aqsa Palestina/Net

Publika

Intifadah Global Membela Al-Aqsa

JUMAT, 14 MEI 2021 | 09:01 WIB

SEHARUSNYA, bulan Ramadhan adalah bulan perdamaian, bulan yang di dalamnya tidak boleh terjadi perang dan pertumpahan darah. Kecuali bagi mereka yang diperangi atau yang diusir dari kampung halamannya. Demikianlah hukum bulan haram dalam Islam.

Tetapi dalam suasana Ramadhan, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, ledakan pemicu perlawanan dimulai oleh tentara Zionis. Mereka memasuki Masjidil Al-Aqsa persis seperti yang dilakukan Ariel Sharon ketika memicu Intifadah kedua tahun 2000.

Intifadah pertama memasuki panggung politik pada 1987, yakni dimulai dengan aksi pemuda Palestina yang membalas pembunuhan enam anak-anak Palestina oleh tentara-tentara Israel. Timur Tengah pun kembali terjatuh ke dalam kekacauan. Intifadah pertama berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya Persetujuan Oslo dan pembentukan Otoritas Nasional Palestina.

Belum juga kering darah rakyat Palestina akibat Intifadah pertama, laki-laki kejam, yang dijuluki Penjaga Lebanon itu, Pedana Menteri zionis, Ariel Sharon membawa tentara zionis sekitar 1200 tentara Israil memasuki Masjidil Aqsa. Sharon dikenal oleh dunia sebagai politisi yang gemar melakukan pembantaian. Intifadhah pun kembali menggema. Intifadah ini berakhir pada 8 Februari 2005 setelah kedua pihak setuju berdamai.

Sudah jutaan anak-anak, pemuda, orang tua dan perempuan sudah menjadi korban kekerasan dan pembantaian akibat melawan kekejaman tentara zionis. Banyak orang tua yang kehilangan anaknya, banyak istri yang menjadi janda, banyak anak yang kehilangan bapaknya. Namun dunia tutup mata, dunia tuli akan penderitaan dan tangisan mereka akibat kekejaman itu.

Intifadhah Al-Aqsa adalah perang menggunakan batu dan panah melawan senjata yang paling moderen, peluru, rudal dan bom. Perang antara sipil yang merdeka dengan militer yang kuat. Mereka hanya mengandalkan panah dan batu untuk menjaga al-Aqsa dari serangan yang bertubi-tubi dari tentara zionis.

Seharusnya Intifadah Al-Aqsa bukan hanya kejadian lokal di Sekitar wilayah Yerusalem. Tetapi Intifadah Al-Aqsa harus serentak dilakukan oleh seluruh Umat Islam di dunia ini. Ini adalah tanggungjawab umat Islam seluruhnya menjaga Kesucian bangunan Masjid itu.

Perlawanan tidak hanya dilakukan oleh para martir-martir Islam di Palestina, tetapi dunia Islam harus bangkit dan menentang kekejaman dan kejahatan terhadap manusia dan tempat suci umat Islam itu. Al-Aqsa adalah warisan Sejarah umat Islam yang harus dijaga dan di rawat oleh umat Islam.

Karena itu, seruan Intifadah bukan lagi seruan lokal atau regional, tetapi harus menjadi seruan global seluruh Umat Islam di dunia. Kesucian Al-Aqsa telah dinodai, tempat suci yang oleh hukum Internasional tidak boleh diserang, kini telah diserang berulang kali oleh tentara zionisme, lalu kenapa umat Islam masih diam?

Kita tidak mungkin menunggu sikap dan mengajak negara-negara "barat", Amerika, maupun negara lainnya. Ini adalah panggilan untuk negara Islam dan umat Islam.

Panggilan Intifadah Global untuk Al-Aqsa adalah panggilan persatuan Islam, dalam suasana persaudaraan seaqidah. Panggilan Al-Aqsa adalah panggilan kebangkitan Islam, dan panggilan Al-Aqsa adalah tanggungjawab umat ini demi Kemuliaan agama dan umat itu sendiri.

Harus kita sadari bahwa kekejaman dan provokasi yang dilakukan oleh militer Israel di wilayah Masjidil Aqsa adalah bertujuan untuk menghancurkan masjid itu. Mereka percaya bahwa dua masjid, yaitu Masjid Al-Aqsa dan Masjid Kubah Ash-Shakrah berada di atas Kuil Temple Solomon. Mereka harus menghancurkan kedua masjid itu untuk membangun Istana Solomon, sebagai istana untuk menyambut datangnya Mesias atau Al-Masih Dajjal.

Dalam pandangan inilah kita harus menyerukan Intifadah Global, yaitu kita menyambut perang akhir zaman yaitu antara Yahudi dan Islam sebagai perang penutup yang akan menjadi akhir dari sejarah umat manusia. Dan tentu perang akhir itu akan berpusat di sekitar Al-Aqsa dan tempat itu akan menyambut Isa Al-Masih yang akan membebaskan Yerusalem dari kekejaman zionisme itu.

Maka Intifadah seharusnya di mulai oleh negara Islam. Turki telah memulai mengajak seluruh negara Islam untuk ikut terlibat, bukan hanya mengutuk dan diplomasi, tetapi lebih jauh lagi mengajak seluruh negara Islam untuk terlibat dengan militernya menjaga Al-Aqsa dari zionisme itu.

Seharusnya Indonesia sebagai negara Islam terbesar mengambil peran penting untuk menyerukan dunia Islam, agar bangkit membebaskan Palestina, menjaga kemuliaan Al-Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam. Namun, negara Islam terbesar hanya mengikuti arah angin, umat Islam Indonesia seperti buih yang mengikuti ombak, tidak punya sikap dan pendirian.

Mengandalkan kecaman, mengandalkan protes, mengandalkan cara-cara selama ini tentu tidak akan bisa menyelesaikan persoalan Palestina, karena berulang kali protes, jutaan kali kecaman, Israel bahkan semakin kejam dan bengis.

Maka saya mengingatkan bagi umat Islam Indonesia, bagi pemuda Islam Indonesia untuk kembali membaca apa yang dikatakan oleh Presiden Soekarno: "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel".

Demikianlah sikap kita sebagai bangsa Indonesia untuk Palestina dan Masjid Al-Aqsa. Semoga kita menyadari pentingnya Al-Aqsa bagi umat Islam seluruh dunia.

Furqan Jurdi
Ketua Lembaga Dakwah DPP IMM, Wasekjen DPP KNPI

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Pasca Penangkapan NW, Polda Sumut Ramai Papan Bunga

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:58

Mahfud Kutip Pernyataan Yusril Soal Mahkamah Kalkulator, Yusril: Tidak Tepat!

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:50

Namanya Diseret di Sidang MK, Jokowi Irit Bicara

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:43

Serukan Penegakan Kedaulatan Rakyat, GPKR Gelar Aksi Damai di Gedung MK

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:39

4 Perusahaan Diduga Kuat Langgar UU dalam Operasional Pelabuhan Panjang

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:29

Rahmat Bagja Bantah Kenaikan Tukin Bawaslu Pengaruhi Netralitas di Pemilu 2024

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:21

Ketum JNK Dukung Gus Barra Maju Pilbup Mojokerto Periode 2024-2029

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:13

Serahkan LKPD 2023 ke BPK, Pemprov Sumut Target Raih WTP ke 10

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:04

Demi Kenyamanan, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:00

Paskah 2024, Polda Sumut Tingkatkan Pengamanan

Kamis, 28 Maret 2024 | 20:53

Selengkapnya