Berita

Minoritas Uighur/Net

Dunia

Amerika Dkk Tuntut China Akhiri Penindasan Terhadap Minoritas Uighur

KAMIS, 13 MEI 2021 | 12:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jerman mendesak China untuk mengakhiri penindasannya terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.

Hal itu disampaikan dalam sebuah konferensi virtual pada Rabu (12/5) yang selama ini memicu kegeraman Beijing. Konferensi tersebut digelar bersama Human Rights Watch dan menampilkan kesaksian dari orang-orang Uighur.

"Di Xinjiang, orang-orang disiksa. Wanita disterilkan secara paksa," ujar Dutabesar AS Linda Thomas-Greenfield, seperti dikutip AFP.

"Banyak dari mereka dan orang-orang dari agama minoritas lainnya dipaksa bekerja sampai mereka pingsan, membuat pakaian dan barang atas perintah negara," tambahnya.

Dalam pernyataannya, Thomas-Greenfield menggunakan istilah "genosida" untuk menggambarkan penindasan Beijing terhadap Uighur.

"Kami akan terus berdiri dan berbicara sampai pemerintah China menghentikan kejahatannya terhadap kemanusiaan dan genosida Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang," tekannya.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Dutabesar Inggris Barbara Woodward. Ia mengatakan terdapat bukti China melakukan penahanan massal secara sewenang-wenang, penghilangan paksa, dan penyiksaan terhadap minoritas Uighur.

"Kami mengimbau China untuk menghormati deklarasi universal hak asasi manusia dan kami meminta China untuk membongkar kamp-kamp penahanan," Dutabesar Jerman Christoph Heusgen menambahkan.

"Jika Anda tidak menyembunyikan apa pun, mengapa Anda tidak akhirnya memberikan akses tanpa hambatan kepada komisaris tinggi untuk hak asasi manusia ?" tanyanya kepada China.

Sebelumnya, China menuntut agar Barat membatalkan konferensi virtual tersebut. Dalam sebuah pernyataan, delegasi China menegaskan bahwa situasi saat ini di Xinjiang adalah yang terbaik dalam sejarah.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya