Berita

Publika

Penambahan Utang dari Masa ke Masa

SENIN, 10 MEI 2021 | 12:12 WIB | OLEH: GEDE SANDRA

PENAMBAHAN utang pemerintah Republik Indonesia sejak masa berdirinya hingga kini dapat dilihat pada grafik di atas.

Yang dimaksud dengan utang pemerintah di sini adalah utang yang dibuat oleh Kementerian Keuangan ke luar negeri, berupa pinjaman ke negara kreditor atau lembaga internasional dan belakangan ke pasar uang global, dan ke dalam negeri, berupa pinjaman ke masyarakat dan ke Bank Indonesia.

Data dikumpulkan dari berbagai sumber. Termasuk yang terbaru adalah data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang diterbitkan Bank Indonesia dan dokumen Outstanding SBN sejak Desember 2002 hingga April 2021 yang diterbitkan Kementerian Keuangan. Konversi ke USD menggunakan kurs rata-rata yang berlaku di setiap masa.

Pemerintahan Sukarno yang berjalan 21 tahun, hanya menambahkan utang sebanyak USD 6,3 miliar. Kebanyakan dari utang ini adalah pinjaman proyek dari negara-negara kreditor.

Pemerintahan Suharto yang berjalan 32 tahun, menambahkan utang (mayoritas utang luar negeri) sebanyak USD 144,5 miliar. Kebanyakan dari ini adalah pinjaman proyek dari negara kreditor dan lembaga internasional dan termasuk pinjaman ke IMF mengatasi resesi 1997-98.

Pemerintahan Habibie yang berjalan 18 bulan, menambahkan utang ke dalam negeri sebesar USD 33,45 miliar. Kebanyakan dari ini adalah berupa pinjaman Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Pemerintahan Gus Dur yang berjalan 21 bulan, berbeda dari pemerintahan-pemerintahan lain, malahan berhasil mengurangi utang sebesar USD 6,34 miliar. Pengurangan utang ini didapat dari negara-negara kreditor dengan metode debt swapt atau debt-to-nature swapt.

Pemerintahan Megawati yang berjalan 3 tahun, menambah utang sebesar USD 31,41 miliar. Mayoritas dari utang ini berasal dari penerbitan bond atau surat utang negara (SUN) ke dalam dan luar negeri.

Pemerintahan SBY yang berjalan 10 tahun, menambahkan utang sebesar USD 157,9 miliar. Mayoritas dari ini berasal dari penerbitan SUN ke dalam dan luar negeri.

Pemerintahan Jokowi yang berjalan 6,5 tahun, menambahkan utang sebesar USD 247,8 miliar. Mayoritas dari utang ini berasal dari penerbitan SUN ke dalam dan luar negeri.

Pemerintahan Jokowi menjadi pemerintahan yang paling agresif mencetak utang dibanding seluruh pemerintahan sebelumnya.

Dalam 6,5 tahun masa pemerintahannya, Jokowi sudah jauh melewati capaian utang 10 tahun SBY dan bahkan nyaris dua kali lipat capaian utang 32 tahun Suharto.

Penulis adalah pengajar Universitas Bung Karno (UBK)


Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya