Berita

Pemudik yang naik perahu eretan/RMOLJabar

Nusantara

Takut Disuruh Putar Balik, Pemudik Nekat Naik Getek

MINGGU, 09 MEI 2021 | 21:39 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kebijakan larangan mudik yang ditetapkan pemerintah tak melunturkan niat sebagian masyarakat untuk tetap pulang ke kampung halamannya.

Salah satu cara pemudik menghindari penyekatan petugas itu dengan naik getek atau perahu eretan. Hal ini seperti yang terlihat di Desa Kertajaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.

Sejumlah pengendara roda dua tampak dengan leluasa menyebrang dari Kabupaten Bekasi ke Karawang dengan kendaraan roda dua serta tas yang dibawanya tanpa ada pemeriksaan dari petugas. Mereka umumnya mengaku sebagai warga sekitar yang hendak berkunjung ke sanak saudara di wilayah Karawang.

“Lah kita orang sini rata-rata punya keluarga di Karawang. Cuman kepisah sungai aja," kata Kosasih (42) salah seorang penumpang perahu eretan, Minggu (9/5).

Kosasih mengaku hanya perlu merogoh kocek Rp 3 ribu untuk bisa menyeberangkan sepeda motor menyeberangi Sungai Citarum dari Kabupaten Bekasi ke Karawang.

"Ya kita keberatan kalau perahu eretan ini tidak beroperasi, soalnya warga sekitar ini sangat membutuhkan. Kalau lewat jembatan kan ada petugas, jadi ya enggak boleh melintas,” tuturnya seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar.

Seorang pemudik lainnya bernama Ade (30) memilih naik perahu eratan untuk menuju ke rumah orangtuanya di wilayah Rengasdengklok, Karawang. Dia pergi menuju ke rumah orangtua karena pekerjaannya di Jakarta sudah beres.

"Kerja sudah beres jadi pulang ke orangtua, memang dikasih tahu suruh lewat sini biar engga kena penyekatan," imbuh dia.

Iwan (26) pemudik lainnya bersama teman-temannya sengaja memilih jalur perahu eratan karena sempat diputarbalik di titik penyekatan Jalur Pantura Kedungwaringi, Kabupaten Bekasi. Mereka hendak menuju ke wilayah Bandung, Jawa Barat.

"Kita diputar balik, coba-coba lihat maps sama tanya-tanya yasudah lewat sini. Ya semoga sampai tujuan, ini barengan teman ada ke Purwakarta sama Bandung," ucapnya.

Sementara itu, pemilik perahu eretan, Suhandi mengaku telah diimbau untuk tidak mengoperasikan perahunya disaat kebijakan larangan mudik diberlakukan pemerintah. Namun, ia memberanikan diri karena alasan kebutuhan ekonomi jelang hari raya Idulfitri.

"Ya kita memang diimbau kepolisian agar tidak beroperasi selama masa penyekatan katanya Pandemi. Tapi kita juga kan butuh buat lebaran ya, ini kan harusnya menjelang lebaran ini banyak yang nyebrang dan kita dapet duit,” kata pria yang enggan namanya disebut.

Meski tidak ramai seperti tahun sebelumnya, Suhandi mengakui adanya sejumlah pemudik yang memanfaatkan perahu eretan untuk menyebrang dari Kabupaten Bekasi menuju Karawang maupun sebaliknya.

"Kalau pemudik yang nyebrang ada tapi nggak banyak. Ya kita minta pemerintah jangan ditutup. Cukup malam aja tutupnya siang tetap beroperasi. Kalau enggak beroperasi gimana kita, enggak punya duit buat lebaran,” tuturnya.

Dalam sehari, Suhandi menuturkan sedikitnya ada 100 kendaraan roda dua yang memanfaatkan perahu eretan miliknya untuk menyebrangi sungai Citarum.

"Lumayan banyak, tapi kan yang lewat bukan pemudik doang. Ada juga yang aktivitas pekerja pada lewat sini," paparnya.

Banyak pemudik yang berhasil lolos dari penyekatan untuk keluar dari wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Untuk menghindari penyekatan petugas itu, pemudik memilih jalur alternatif dengan naik getek atau perahu eretan. Salah satunya di Desa Kertajaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Menanggapi hal itu, Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan mengatakan, jalur alternatif perahu eretan sejak awal sudah menjadi perhatiaannya. Lokasi itu menjadi salah yang diawasi untuk mencegah pemudik.

"Kita dari awal sudah lakukan sosialisasi ke pemilik perahu eretan agar dapat ditutup. Tapi karena banyak protes, ok diminta kerja samanya untuk yang mudik jangan dikasih lewat," kata Hendra.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya