Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Warga Australia Terjebak Di India Lebih Dari Setahun, Tuntut Pemerintahan Morrison Karena Pelarangan Pulang

KAMIS, 06 MEI 2021 | 00:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Seorang pria warga Melbourne Australia menuntut pemerintahan Scott Morrison yang telah mengeluarkan larangan perjalanan ke Australia.

Ia menantang keabsahan keputusan pemerintah federal yang membuat aturan pelarangan perjalanan pulangnya dari India sebagai 'kejahatan pelanggaran' padahal ia adalah warga negara Australia yang sah.
Gary Newman, 73 tahun, telah terjebak di India selama lebih dari setahun. Kepergiannya ke India untuk mengunjungi teman-temannya pada Maret tahun lalu, ketika pandemi mulai menguar ke beberapa negara. Dia tidak dapat kembali lagi ke Australia karena penguncian yang panjang.


Ketika baru-baru ini Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan bahwa otoritas akan mendenda atau bahkan memenjarakan warga Australia yang terdampar di India dan nekat pulang ke Australia pada saat-saat ini, ia pun bertambah meradang.

Menurutnya, peraturan itu perlu dipertanyakan. Dia telah mengajukan tuntutan ke pengadilan federal di Sydney yang diwakili oleh pengacaranya, Michael Bradley dan Chris Ward SC.

Newman dan dua pengacaranya itu berpendapat deklarasi darurat dari Menteri Kesehatan Greg Hunt dan PM Scot Morrison di bawah Undang - Undang Keamanan Hayati tidak valid karena merampas  kebebasan untuk dapat kembali ke rumah.

Menteri Kesehatan Greg Hunt menolak mengomentari kasus tersebut saat menggelar konferensi pers di Melbourne pada Rabu (5/5).

Dia mengatakan 'jeda' perjalanan dari India ke Australia adalah demi kebaikan bersama dan itu harus berhasil agar mencegah penyebaran virus.

"Satu atau lebih, dari delapan penumpang pada penerbangan terakhir, dinyatakan positif," katanya, seperti dikutip dari ABC News.

"Itu adalah level yang melampaui apa pun yang pernah kami lihat sebelumnya," katanya. Menekankan bahwa tugas pemerintahan adalah melindungi warganya dari krisis kesehatan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya