Direktur Eksekutif Jenggala Center, Syamsuddin Radjab/Repro
Pelabelan teroris terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan masyarakat. Pasalnya, akan ada pendekatan yang berbeda dalam menangani gerakan separatisme dan terorisme.
Direktur Eksekutif Jenggala Center, Syamsuddin Radjab menilai, pelabelan teroris terhadap KKB Papua atau sebelumnya disebut Organisasi Papua Merdeka (OPM) seperti ada upaya internasionalisasi isu Papua.
Sehingga, negara-negara lain bisa melakukan intervensi dalam penyelesaian konflik horizontal di Papua.
"Kalau separatis kan negara lain tidak berhak dan tidak bisa ikut campur. Pelabelan teroris ini menjadi transnasional. Karena terorisme isu global, dan negara-negara lain bisa ikut campur," jelas Syamsuddin saat menjadi narasumber diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "Politik Labelisasi dan Kepuasan Publik", Selasa (4/5).
"Ini seperti ada upaya internasionalisasi Papua," tegasnya.
Sebab, lanjut Syamsuddin, ketika KKB dilabeli teroris secara otomatis pendekatan yang dilakukan negara terhadap Papua juga akan berbeda. Menurutnya, separatisme dan terorisme merupakan dua hal yang berbeda.
Atas dasar itu, dosen Ilmu Politik ini menyebut Pemerintah sebagai representasi negara yang hadir dalam konflik Papua tak ubahnya 'penari' yang mengikuti irama gendang yang ditabuh negara-negara adidaya.
"Kita ini negara 'penari' yang baik untuk memainkan gendang luar negeri, doktrin tatanan baru globalisasi," pungkasnya.