Berita

Beberapa karangan bunga yang berisi dukungan penangkapan terduga teroris Munarman/Net

Politik

Pengamat Komunikasi: Karangan Bunga Penangkapan Munarman Harus Tulus, Bukan Rekayasa

SABTU, 01 MEI 2021 | 08:51 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Polri mendapat karangan bunga dari beberapa elemen masyarakat. Karangan bunga itu memberi pesan dukungan terhadap Polri dalam memberantas jaringan teroris, khususnya Munarman.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, pesan-pesan dukungan itu tentu wajar dalam negara demokrasi. Rakyatnya berhak memberi apresiasi dan dukungan terhadap lembaga negara yang dinilainya berhasil.

"Hal itu dinilai wajar kalau memang karangan bunga itu murni atas inisiatif dari masyarakat. Hal ini menjadi aspirasi masyarakat yang dalam negara demokrasi harus dilindungi," ujar Jamiluddin, Sabtu (1/5).


Hanya saja, pesan dukungan melalui karangan bunga itu menjadi tidak wajar bila kehadirannya hasil rekayasa. Individu atau lembaga tertentu memesan karangan bunga dengan pesan hampir senada dibuat seolah-olah dari sumber yang berbeda.

Tujuannya tentu bermacam-macam, termasuk berupa dukungan terhadap individu atau lembaga tertentu.

"Dalam kasus karangan bunga untuk Polri, anehnya pemberi karangan bunga tidak dicantumkan.  Hal ini membuat pihak yang menerima dukungan (Polri) tidak mengetahui siapa atau lembaga mana yang mendukungnya," sebut Jamiluddin.

Karena itu, lanjut dia, sulit menelusuri apakah karangan bunga itu berasal dari sumber yang sama atau berbeda. "Semoga saja karangan bunga itu memang dari sumber yang berbeda," imbuh Jamiluddin.

"Karangan bunga itu juga semoga disampaikan oleh masyarakat dengan setulus-tulusnya, bukan rekayasa dari pihak-pihak yang mencari muka," sambungnya.

Menurut Jamiluddin, kalau itu yang terjadi, maka pesan dalam karangan bunga itu sudah memuat kebohongan publik. Tentu hal itu akan menyesatkan masyarakat.

Hemat dia, hal itu perlu disikapi secara seksama mengingat pesan dukungan melalui karangan bunga sudah menjadi trend belakangan ini. Karangan Bunga sudah dijadikan bagian dari komunikasi politik yang tujuannya mempengaruhi opini publik.

"Tentu komunikasi politik tidak boleh menyampaikan pesan bohong. Komunikasi politik melalui karangan bunga harus tetap menjunjung tinggi etika berkomunikasi," ucap Jamiluddin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya