Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Polemik Kamus Sejarah Indonesia, PCNU Batang: Jangan Sampai Sejarah Terdegradasi

JUMAT, 23 APRIL 2021 | 10:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Ashari di Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi keprihatinan para Nahdliyin dan masyarakat luas.

Ketua PCNU Batang, Ahmad Taufiq, tidak ingin penerus bangsa kehilangan fakta sejarah seperti yang terjadi pada Raden Ajeng Kartini.

"RA Kartini itu santrinya Kiai Soleh Darat (Guru dari Hasyim Ashari dan Ahmad Dahlan) yang meminta gurunya membuat tafsir Al Quran dalam bahasa Jawa, hal (sepenting) itu juga tidak muncul di buku sejarah," kata Ahmad Taufiq di kantornya, Jumat (23/4), dikutip Kantor Berita RMOLJateng.


Ia meminta dalam revisi ulang Kamus Sejarah Indonesia, Kemendikbud menggandeng penulis yang objektif agar tidak terjadi degradasi sejarah.

Senada, Sekretaris PCNU, Ahmad Munir Malik, juga menyesalkan penghilangan sejumlah tokoh nasional dari buku sejarah. Apalagi Kamus Sejarah Indonesia akan dibaca oleh generasi mendatang yang tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi di masa itu.

"Karena yang bertanggungjawab adalah Kemendikbud, sebagaimana komponen NU di seluruh Indonesia, kami meminta dan memohon ada pelurusan sejarah, ada penulisan kembali sejarah yang objektif yang sesuai dengan fakta-fakta yang telah terjadi, tentunya dengan narasumber yang berimbang," jelasnya.

Ia menganggap persoalan tersebut serius, apalagi jika nanti anak bangsa ini memahami sejarah yang salah dari pendahulunya.  Misalnya, ada anak Indonesia tidak menghargai tokoh yang punya peran vital bagi bangsa.

"Ini sangat naif, naif sekali. Dan itu bisa terjadi jika penulisan sejarah ada kesalahan, lebih berat lagi kalau ada manipulasi," jelasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya