Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Setelah Sinovac, Mesir Bersiap Untuk Produksi 40 Juta Dosis Vaksin Sputnik V Rusia

JUMAT, 23 APRIL 2021 | 08:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perusahaan medis asal Mesir, Minapharm, mengumumkan bahwa pihaknya akan memproduksi sebanyak 40 juta dosis vaksin Sputnik V Rusia sebagai upaya untuk memerangi pandemi Covid-19.

Hal itu terungkap saat pihak perusahaan melakukan pernyataan bersama dengan Dana Investasi Langsung Rusia (RDF) yang mendukung pembiayaan vaksin pada Kamis (24/4) waktu setempat.

“Itu adalah kemitraan pertama untuk produksi Sputnik V di Timur Tengah dan Afrika Utara,” kata Minapharm dalam pernyataan bersama dengan RDF, seperti dikutip dari AFP, Kamis (22/4).


“Peluncuran vaksin yang dimaksudkan untuk ‘distribusi global’ diharapkan akhir tahun ini,” kata pernyataan itu.

Seperti vaksin virus corona AstraZeneca dan Johnson & Johnson, yang telah dikaitkan dengan pembekuan darah yang jarang terjadi, suntikan Sputnik menggunakan jenis adenovirus yang diadaptasi yang menyebabkan flu biasa.

Tetapi lembaga penelitian Gamaleya yang dikelola pemerintah Rusia, yang mengembangkan vaksin Sputnik V, mengatakan bulan ini bahwa tidak ada risiko gumpalan bercak dari suntikannya.

“Vaksin Rusia sangat efisien dan dipercaya oleh regulator di seluruh dunia dan memberikan kontribusi besar dalam perang melawan virus corona,” kata kepala RDIF Kirill Dmitriev seperti dikutip dalam pernyataan itu.

Pendaftaran Sputnik Rusia pada Agustus tahun lalu memicu kritik baik di dalam maupun luar negeri atas prosedur jalur cepat tersebut, tetapi sebuah jurnal medis terkemuka mengatakan tahun ini bahwa vaksin Rusia itu aman dan sangat efektif.

Sputnik V sendiri telah terdaftar untuk digunakan di banyak negara.

Selain Sputnik V, Mesir, negara terpadat di dunia Arab ini juga mengatakan bulan ini bahwa mereka sedang bersiap untuk memproduksi 80 juta dosis vaksin Sinovac China melalui perusahaan negara Vacsera.

Saat ini, Kairo juga dalam tahap akhir menyetujui untuk membeli 20 juta dosis vaksin Sinopharm China, menurut kementerian kesehatan, dengan pengiriman 500.000 suntikan diharapkan bulan ini.

Mesir, yang memiliki populasi lebih dari 100 juta, telah mencatat hampir 219.000 kasus positif termasuk lebih dari 12.000 kematian.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya