Petugas memegang pemberitahuan yang mengumumkan kekurangan pasokan vaksin Covid-19 di pusat vaksinasi, di Mumbai, India/Net
Krisis Covid-19 yang semakin parah di India tak luput dari perhatian penjuru dunia, termasuk China.
Lewat pernyataan Juru Bicara Menteri Luar Negeri China Wang Wenbin, Beijing menunjukkan kepeduliannya dengan menyatakan mereka bersedia memberikan dukungan apa pun untuk mengendalikan lonjakan wabah virus corona di negara terpadat kedua di dunia itu.
"China telah memperhatikan lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di India dan bersedia memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu India mengendalikan wabah baru-baru ini," kata Wang, seperti dikutip dari CGTN, Kamis (22/4).
India menandai tonggak suram dalam pandemi Covid-19 pada hari Kamis. Mereka melaporkan 314.835 kasus harian baru, penghitungan satu hari tertinggi di dunia, ketika gelombang kedua dan lonjakan serupa di tempat lain menimbulkan ketakutan baru tentang kemampuan layanan kesehatan untuk mengatasi situasi tersebut.
Laporan terbaru menunjukkan, rumah sakit di India utara dan barat termasuk ibu kota, New Delhi, telah mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan bahwa mereka hanya memiliki beberapa jam oksigen medis yang diperlukan untuk menjaga pasien Covid-19 tetap hidup.
Lebih dari dua pertiga rumah sakit tidak memiliki tempat tidur kosong, menurut database online pemerintah Delhi, dan dokter menyarankan pasien untuk tinggal di rumah.
"Situasinya sangat kritis," kata Dr Kirit Gadhvi, presiden asosiasi medis di kota Ahmedabad barat, kepada
Reuters.
"Pasien berjuang untuk mendapatkan tempat tidur di rumah sakit Covid-19. Ada kekurangan oksigen yang akut," ujarnya.
Krutika Kuppalli, asisten profesor di Divisi Penyakit Menular, Universitas Kedokteran Carolina Selatan di Amerika Serikat, mengatakan di Twitter bahwa krisis tersebut menyebabkan runtuhnya sistem perawatan kesehatan.
Rekor kenaikan satu hari sebelumnya dalam kasus dipegang oleh Amerika Serikat, yang memiliki 297.430 kasus baru dalam satu hari di bulan Januari, meskipun penghitungannya telah menurun tajam.
Total kasus India sekarang mencapai 15,93 juta, sementara kematian naik 2.104 menjadi total 184.657, menurut data kementerian kesehatan terbaru.
Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi
Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08
Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57
Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55
Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46
Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37
Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35
Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14
Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02
DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan
Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53
Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!
Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50
Selengkapnya