Berita

Aung San Suu Kyi/Net

Dunia

Junta Myanmar: Kami Punya Bukti Aung San Suu Kyi Terlibat Dalam Korupsi Besar-besaran

KAMIS, 22 APRIL 2021 | 16:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, telah ditahan dalam tahanan rumah sejak 1 Februari, ketika militer merebut kekuasaan.

Hingga saat ini, pemerintahan militer telah mendakwa Aung San Suu Kyi dengan enam kasus. Salah satunya adalah melanggar UU rahasia negara, dengan ancaman hukuman 14 tahun penjara.

Jurubicara pemerintah junta, Jenderal Zaw Min Tun menagtakan, pihaknya belum memberikan dakwaan tambahan kepada peraih Nobel Perdamaian tersebut.


Namun ia mengatakan, junta sendiri telah memiliki bukti bahwa Aung San Suu Kyi terlibat dalam kasus korupsi besar-besaran.

"Belum ada yang baru. Tapi kami sudah punya cukup bukti bahwa dia terlibat korupsi besar-besaran. Semua saksi sudah mengaku. Kami masih menyelidiki," ujarnya, seperti dikutip Sputnik.

Menggambarkan Aung San Suu Kyi sebagai teroris, Zaw Min Tun mengatakan, walaupun Aung San Suu Kyi telah menjadi tahanan rumah, kemungkinan ia telah memiliki rencana sebelum ditahan.

"Tetapi jika itu benar, kami harus mencari bukti Kami tidak akan mengajukan tuduhan seperti itu tanpa bukti," tambahnya.

Di samping itu, Zaw Min Tun mengatakan, pihak junta memberikan hak dan kebutuhan pribadi Aung San Suu Kyi. Bahkan kondisi kesehatannya pun baik.

"Semua orang melihat ini ketika dia menghubungi pengacaranya melalui konferensi video. Pengacara itu sendiri melihat semua ini, dia bisa memastikan bahwa kondisi kesehatan Aung San Suu Kyi baik-baik saja," tegasnya.

Pada 1 Februari, militer Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun.

Kudeta dilakukan setelah junta menuduh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) telah melakukan kecurangan pemilu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya