Berita

AS pulihkan bantuan ekonomi untuk Palestina/Net

Dunia

Sami Shaashaa: Paket Bantuan AS Untuk Palestina Akan Dialokasikan Oleh UNRWA

KAMIS, 22 APRIL 2021 | 12:37 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memulihkan kembali bantuan Amerika Serikat (AS) untuk Palestina telah disambut berbagai pihak.

Pada Maret lalu, Washington mengumumkan akan memberikan 15 juta dolar AS untuk menangani Covid-19 di Jalur Gaza. Selain itu, Gedung Putih juga memutuskan untuk memulihkan sebagian besar paket bantuan senilai 360 juta dolar AS yang dipangkas pada 2018, saat pemerintahan Donald Trump.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, menyambut keputusan Biden.

"Kami senang dengan keputusan itu karena akan membantu jutaan pengungsi Palestina untuk mengatasi penderitaan ekonomi mereka," ujar jurubicara UNRWA di Tepi Barat, Sami Shaashaa, seperti dikutip Sputnik, Kamis (22/4).

Shaashaa mengungkap, keputusan AS telah membangkitkan semangat para pengungsi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Berdasarkan rencana, warga Palestina akan segera mendapatkan paket bantuan senilai 235 juta dolar AS.

Sebanyak 75 juta dolar AS akan didedikasikan untuk bantuan ekonomi dan pembangunan, 10 juta dolar AS diinvestasikan ke USAID, sementara 150 juta dolar AS akan dialokasikan oleh UNRWA.

Shaashaa mengatakan, paket bantuan AS bagaikan napas lega dan akan digunakan dengan bijak.

"Kami akan menginvestasikan uang ini untuk proyek pendidikan dan kesehatan serta penyediaan makanan dan prakarsa pembangunan berkelanjutan lainnya, termasuk desalinasi air," jelasnya.

Keputusan Biden untuk melanjutkan kembali paket bantuan untuk Palestina menjadi harapan tersendiri.

Lantaran dalam beberapa tahun terakhir, banyak donor yang telah memangkas bantuan mereka. Situasi juga semakin buruk ketika pandemi Covid-19 pecah.

Angka pengangguran di Palestina sendiri meningkat. Di Tepi Barat mencapai 15 persen, sedangkan Jalur Gaza hingga hampir 50 persen.

Tingkat kemiskinan juga meningkat. Laporan Bank Dunia menunjukkan hampir 30 persen warga Palestina berada di dalam kondisi ekonomi yang mengerikan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya