Berita

KRI Nanggala-402/Net

Politik

Nanggala-402 Dipesan Di Zaman Soeharto Dan Sempat Diperbaiki Di Era SBY

KAMIS, 22 APRIL 2021 | 07:40 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami hilang kontak di perairan utara Pulau Bali sejak Rabu dinihari (21/4). Kapal ini membawa 53 orang dan sedianya akan mengikut latihan penembakan rudal di laut Bali pada hari ini Kamis (22/4).

Berdasarkan data yang dihimpun redaksi, kapal selam kebanggaan Indonesia yang pada tahun 2004 dijuluki sebagai Monster Laut ini merupakan kapal hasil produksi negara Jerman di tahun 1979.

Kapal ini merupakan satu dari dua kapal selam buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat yang dipesan pada tahun 1977 atau di era Presiden kedua RI Soeharto.

Nanggala-402 kemudian resmi menjadi alat utama sistem persenjataan laut nusantara sejak tahun 1981. Kapal berdimensi panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter, dan tinggi 5,5 meter ini diserahkan ke TNI AL dan berada di Komando Armada II di Surabaya pada 21 Juli 1981.

Nanggala-402 sendiri memiliki berat selam 1.395 ton dan menggunakan empat mesin diesel elektrik, 1 shaft yang menghasilkan 4.600 SHP. Kapal bisa dipacu hingga kecepatan 21,5 knot di dalam air.

Pada era Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kapal ini sempat menjalani perawatan di Korea Selatan. Perawatan dilakukan pada tahun 2009 hingga 2012 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya