Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

650.000 Anak-anak Afrika Terima Suntikan Vaksin Malaria Pertama Di Dunia

RABU, 21 APRIL 2021 | 15:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dua tahun setelah peluncuran program percontohan, lebih dari 1,7 juta dosis vaksin malaria pertama di dunia telah diberikan di Ghana, Kenya dan Malawi, memberi manfaat bagi lebih dari 650.000 anak-anak dengan perlindungan malaria tambahan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/4), bahwa dari jumlah anak yang dijangkau dapat dilihat bahwa ada permintaan yang kuat dari masyarakat untuk vaksin tersebut.

“Ghana, Kenya dan Malawi menunjukkan bahwa platform vaksinasi masa kanak-kanak yang ada, dapat secara efektif memberikan vaksin malaria kepada anak-anak, beberapa di antaranya belum dapat mengakses kelambu berinsektisida atau tindakan pencegahan malaria lainnya,” kata Dr. Katherine O'Brien, Direktur WHO dari Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi, seperti dikutip dari situs resmi WHO, Rabu (21/4).


“Vaksin ini mungkin menjadi kunci untuk membuat pencegahan malaria lebih adil dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tambah O'Brien.

RTS, S adalah vaksin pertama dan satu-satunya yang telah terbukti mengurangi malaria pada anak-anak, termasuk malaria berat yang mengancam jiwa, masuk rumah sakit terkait dan kebutuhan transfusi darah, menurut WHO.

“Dalam beberapa hal, malaria adalah keadaan darurat kesehatan anak seumur hidup - atau dalam banyak kehidupan - di Afrika. Kami memuji pekerjaan negara-negara peserta yang telah menghasilkan pilot vaksin malaria dengan cakupan vaksinasi yang kuat yang akan menambah pemahaman kami tentang RTS. Potensi vaksin S untuk meningkatkan kesehatan anak dan memperkuat pengendalian malaria - dan, berpotensi, membalikkan tren," kata Dr. Akpaka Kalu, Ketua Tim Penyakit Tropis dan Vektor di Wilayah Afrika WHO.

Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Itu dapat dicegah dan disembuhkan.

Ini adalah sejenis penyakit demam akut. Pada individu yang tidak kebal, gejala biasanya muncul 10–15 hari setelah gigitan nyamuk infektif.

Menurut data WHO, sebagian besar kasus malaria dan kematian terjadi di sub-Sahara Afrika.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya