Berita

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis/Net

Dunia

Diduga Jadi Dalang Ledakan Amunisi, 18 Diplomat Rusia Diusir Dari Ceko

MINGGU, 18 APRIL 2021 | 07:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebanyak 18 orang diplomat Rusia telah diusir dari Republik Ceko. Pengusiran dilakukan karena Ceko curiga dinas intelijen Rusia terlibat dalam ledakan depot amunisinya pada 2014.

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis menyebut kecurigaan bahwa Direktorat Intelijen Utama (GRU) terlibat  dalam ledakan gudang amunisi di Vrbetice beralasan.

Ia menyebut ledakan tersebut belum pernah terjadi dan memalukan.


Pada Oktober 2014, beberapa ledakan mengguncang depot amunisi Ceko di Vrbetice, 330 km dari Praha. Insiden tersebut menewaskan dua orang.

Penjabat Menteri Luar Negeri Ceko Jan Hamacek pada Sabtu (17/4) mengumumkan 18 staf kedutaan Rusia telah diidentifikasi sebagai anggota dinas rahasia. Mereka diperintahkan untuk pergi dalam kurun waktu 48 jam.

Wakil kepala pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia, Vladimir Dzhabarov mengatakan, klaim Praha tidak masuk akal dan tanggapan Rusia harus proporsional.

Ia menyebut tindakan Praha dapat mendorong Kremlin untuk mempertimbangkan penutupan Kedutaan Ceko di Moskow.

Sementara itu, Hamacek menyebut, ledakan amunisi di Ceko sendiri tampaknya terkait dengan kasus keracunan mata-mmata Rusia, Sergei Skripal di Inggris pada Maret 2018.

Ketika itu Skripal dan putrinya, Yulia, diracuni dengan agen saraf di kota Salisbury, Inggris.

Otoritas Inggris mencari dua perwira intelijen militer Rusia atas percobaan pembunuhan tersebut.

Polisi Ceko mengatakan, kedua pria tersebut  diyakini berada di Republik Ceko dari 11 Oktober hingga 16 Oktober 2014, hari terjadinya ledakan. Mereka pertama kali berada di Praha dan kemudian di wilayah timur, yang merupakan basis depot tersebut.

Polisi sendiri mengifentifikasi dua pria tersebut sebagai Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang membawa paspor Rusia.

Di Inggris, keduanya dikenal sebagai Alexander Mishkin dan Anatoly Chepigas. Ada pula identitas menggunakan paspor Moldova, yaitu Nicolai Popa, dan paspor Tajik atas nama Ruslan Tabarov.

Hamacek mengatakan dia telah memutuskan untuk mengusir semua personel dinas rahasia di kedutaan Rusia di Praha.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya