Berita

Dua ahli ekonom Kwik Kian Gie (kiri) dan Rizal Ramli/Net

Politik

Kwik Bilang, Jokowi Tidak Berani Dengan SMI Yang Jadi Intel IMF-Bank Dunia

SABTU, 17 APRIL 2021 | 13:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Ada fakta baru Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai sales promotion girl (SPG) dari Bank Dunia dan IMF.

Yaitu, Sri Mulyani ternyata sudah lama jadi mata-mata alias intel Bank Dunia dan IMF di Indonesia.

Sehingga, Presiden Joko Widodo pun tidak berani mengevaluasi Sri Mulyani.


Informasi itu disampaikan ekonom senior Dr. Rizal Ramli yang dia peroleh dari sahabatnya yang juga ahli ekonomi Kwik Kian Gie.

"WhatsApp-an dengan Kwik. Dia bilang Jokowi tidak berani dengan SMI walaupun prestasi payah, tax ratio terendah, dan utang ugal-ugalan," tulis RR sapaan akrabnya lewat akun Twitter @RamliRizal, Sabtu (17/4).

Disebutkan, sajak menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Sri Mulyani sudah menjadi mata-mata IMF dan Bank Dunia

"Ketika Kwik jadi Menko Ekuin, SMI anggota DEN. Setiap habis rapat Menteri dan DEN, sejam kemudian kepala perwakilan IMF atau Bank Dunia telepon Kwik, marah-marah. SMI jadi intel World Bank, lapor-lapor," demikian RR yang memperoleh informasi dari Kwik.

Sebelumnya, Rizal Ramli kembali menyorot Sri Mulyani sebagai SPG dari Bank Dunia dan IMF.

Kali ini, Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menyebut Sri Mulyani SPG Bank Dunia-IMF karena pemerintah Indonesia meminta bantuan dua lembaga pengucur utang itu dalam kelola beban utang Indonesia.

"Dasar SPG Bank Dunia/IMF," ujar RR di akun Twitter miliknya dengan menyertakan emotikon tertawa ramah, Sabtu pagi.

Rizal Ramli mewanti-wanti, dengan melibatkan Bank Dunia dan IMF dalam urusan keuangan dalam negeri, Indonesia berpeluang seperti krisis 1998.

"Undang IMF lagi, ekonomi Indonesia akan semakin hancur seperti 1998!" ujar RR sapaan akrabnya mengingatkan.

Pada acara Komite Pembangunan/Development Commitee (DC) World Bank Spring Meeting 2021 belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap IMF dan Bank Dunia dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia mengelola beban utangnya secara efektif.

"Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat," ujar Sri Mulyani.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya