Berita

Presiden Joe Biden dan PM Yoshihide Suga berjalan lokasi konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih di Washington, DC pada 16 April 2021/Foto: Mandel-AFP

Dunia

Pertemuan Pertama Yoshihide Suga Dan Joe Biden, Bidik China Hingga Korea Utara

SABTU, 17 APRIL 2021 | 10:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden AS Joe Biden menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sebagai tamu pertamanya. Kebangkitan China dan kerjasama teknologi 5G serta perubahan iklim jadi bahasan utama pertemuan kedua pemimpin pada Jumat (16/4) waktu setempat.

Setelah menunggu hampir tiga bulan untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi pertamanya karena pandemi Covid-19, Biden mengatakan kepada Suga, bahwa Jepang memiliki dukungan yang sangat kuat dari negaranya atas masalah keamanan dan masalah lain yang dihadapi Jepang.

"Kami akan bekerja sama untuk membuktikan bahwa demokrasi masih dapat bersaing dan menang di abad ke-21," kata Biden dalam konferensi pers bersama di Rose Garden Gedung Putih, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (17/4).


"Kami berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi tantangan dari China dan masalah-masalah seperti Laut China Timur, Laut China Selatan, serta Korea Utara," katanya.

Sementra, Suga mengatakan Biden menegaskan kembali bahwa Perjanjian Keamanan AS-Jepang mencakup pulau-pulau Senkaku yang dikelola Jepang - salah satu dari beberapa wilayah di wilayah di mana Beijing, yang menyebut mereka Diaoyu, semakin menunjukkan kekuatannya.

"Kami setuju untuk menentang segala upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di laut China Timur dan Selatan dan intimidasi terhadap orang lain di kawasan itu," kata Suga.

"Kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan supremasi hukum adalah nilai-nilai universal yang menghubungkan aliansi kita," katanya, menggemakan tema Biden.

Suga mengatakan dia dan Biden juga menegaskan kembali pentingnya "perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan" - masalah yang sangat sensitif bagi China, di mana baru-baru ini mereka meningkatkan penetrasi pertahanan udara pulau itu.

Dalam pernyataan yang sangat tidak biasa untuk seorang pemimpin Jepang, Suga juga menyuarakan keprihatinan atas gelombang serangan di Amerika Serikat terhadap orang-orang keturunan Asia.

Keputusan Biden untuk mengundang Suga sebagai tamu pertamanya - dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan datang pada bulan Mei - dimaksudkan untuk menunjukkan nilai yang diberikan pemerintahannya kepada sekutu saat ia membidik China yang sedang bangkit sebagai tantangan paling mendesak bagi Amerika.

Mengenai prioritas utamanya yang lain, Biden mengatakan dia dan Suga sepakat tentang perlunya "komitmen iklim yang ambisius" dan mengindikasikan bahwa kedua negara akan segera mengumumkan tujuan pada tahun 2030.

Jepang, ekonomi terbesar ketiga di dunia, berjanji di bawah kesepakatan Paris untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen pada tahun 2030 tetapi dari tingkat 2013 - tujuan yang menurut para ahli tidak cukup ambisius untuk memenuhi tujuan Suga yaitu Jepang yang netral karbon pada tahun 2050.

"Kami memastikan bahwa Jepang dan AS akan memimpin dekarbonisasi global," kata Suga.

Mengenai kerja sama teknologi 5G, tanpa memberikan rincian, Biden mengatakan Amerika Serikat dan Jepang sama-sama berinvestasi dalam teknologi masa depan.

"Itu termasuk memastikan kita berinvestasi dan melindungi teknologi yang akan mempertahankan dan mempertajam daya saing kita dan teknologi itu diatur oleh norma demokrasi bersama yang kita berdua miliki - norma yang ditetapkan oleh demokrasi, bukan oleh otokrasi," kata Biden.

Sementara pertemuan Suga dengan Biden bebas dari drama, Jepang juga berhati-hati untuk tidak memusuhi China, yang tetap menjadi mitra dagang utama penting bagi Jepang yang kekurangan sumber daya.

Tokyo sejak masa Abe telah bekerja untuk menstabilkan hubungan dengan Beijing dan tidak bergabung dengan Washington dalam sanksi atas masalah hak asasi di Hong Kong dan Xinjiang.

Biden dan Suga juga membahas langkah selanjutnya di Korea Utara, di mana Amerika Serikat sedang meninjau kebijakan setelah diplomasi pribadi Trump yang tidak biasa.

Suga mengatakan bahwa Jepang, target utama Korea Utara, menginginkan pembongkaran senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara secara lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya