Berita

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov/Net

Dunia

Perang Sanksi Berkobar, Rusia Balas Usir 10 Diplomat AS Dari Moskow

SABTU, 17 APRIL 2021 | 07:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kremlin membuktikan kata-katanya, mereka akhirnya membalas sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengumumkan bahwa 10 diplomat AS akan diminta untuk meninggalkan negara itu. Kemudian ada delapan pejabat AS akan dikenai sanksi.

“Kami akan menanggapi tindakan (sanksi AS) ini dengan 'cara balas budi'. Kami akan meminta 10 diplomat AS di Rusia untuk meninggalkan negara ini,” kata Lavrov kepada wartawan, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu (17/4).


Lavrov juga mengatakan bahwa Rusia akan melanjutkan 'tindakan menyakitkan ke Amerika' dan akan menghentikan operasi dana dan organisasi Amerika yang secara langsung mencoba mencampuri kehidupan politik domestik Rusia.

Sebelumnya, AS pada hari Kamis (15/4), mengeluarkan beberapa sanksi terhadap lembaga dan pejabat Rusia atas dugaan campur tangan mereka dalam pemilihan presiden tahun lalu.

Berbicara selama konferensi pers bersama dengan mitranya dari Serbia pada Jumat (16/4), diplomat Rusia itu mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan pada sistem perbankan Rusia dan utang nasionalnya tidak dapat dengan mudah dibalas.

"Kami tidak memiliki pengaruh yang sama," katanya, tetapi dia mengklaim bahwa para ahli Rusia mengatakan sanksi akan 'cukup terkendali'.

Di antara pejabat yang akan diblokir dari Rusia adalah Jaksa Agung AS Merrick Garland, Direktur FBI Christopher Wray, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, dan Direktur Dewan Kebijakan Domestik Susan Rice.

Orang lain dalam daftar adalah Direktur Biro Penjara Federal Michael Carvajal, mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan mantan kepala CIA Robert Woolsey.

Juga terungkap bahwa Moskow 'menyarankan' duta besar AS untuk Rusia, John Sullivan, untuk pulang ke Washington dan melakukan 'konsultasi rinci' selama pertemuan awal pekan ini.

Duta Besar Rusia untuk AS tidak berada di Washington selama sebulan sejak Biden mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.

Langkah lain Rusia akan menanggapi sanksi terbaru dengan termasuk membatasi jumlah staf non-AS di konsulat dan kedutaan besarnya di Rusia.

Rusia juga akan membatasi jumlah yang disebut Lavrov sebagai visa untuk 'perjalanan jangka pendek' diplomat AS ke Moskow karena alasan yang tidak jelas.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya