Berita

Limbah radioaktif di Fukushima Daichi/Net

Dunia

Korea Utara Kecam Keputusan Jepang Buang Limbah Fukushima Ke Laut: Tidak Tahu Malu Dan Seperti Gangster

JUMAT, 16 APRIL 2021 | 17:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Korea Utara ikut mengecam keputusan Jepang yang akan melepaskan air limbah pembangkit nuklir Fukushima yang hancur ke laut. Mereka menuntut Tokyo segera menarik keputusan tersebut untuk mencegah bencana baru bagi umat manusia.

Kecaman tersebut dimuat dalam laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Kamis (15/4) waktu setempat.

"Jepang harus segera menarik keputusannya tentang pembuangan air radioaktif, sangat menyadari kebencian anti-Jepang dari rakyat kami yang marah," tulis KCNA, seperti dikutip dari CGTN, Jumat (16/4).


"Jepang akan membawa bencana baru bagi umat manusia yang telah menderita penyakit menular ganas global," katanya.

KCNA mencatat bahwa pelepasan yang direncanakan akan menyebabkan sejumlah besar zat berbahaya menyebar ke sebagian besar Pasifik dalam beberapa hari.

"Itu merupakan keputusan kriminal yang tidak dapat diampuni yang menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan dan keamanan umat manusia dan lingkungan ekologi," kata outlet berita itu, seperti dikutip dari Yonhap.

KCNA menambahkan keputusan itu menunjukkan "sifat tidak tahu malu dan seperti gangster di Jepang".

Pada hari Rabu, Choson Sinbo, surat kabar pro-Korea Utara di Jepang, mengecam keputusan tersebut, menyebutnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan."

Surat kabar itu juga mengecam Amerika Serikat, yang membela rencana tersebut dengan mengatakan itu tampaknya telah dibuat "sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global."

Namun berbeda dengan Choson Sinbo, KCNA tidak menyebut AS dalam artikel tersebut.

Sebelumnya, Korea Selatan telah menyatakan penolakan tegas terhadap rencana tersebut. Presiden Moon Jae-in bahkan telah memerintahkan para pejabat untuk mempertimbangkan membawa masalah ini ke Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut untuk menangguhkan atau memblokir keputusan tersebut.

Pemerintah Seoul juga berjanji untuk secara proaktif mengambil bagian dalam upaya pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), untuk memverifikasi keamanan langkah tersebut.

Bangunan reaktor di PLTN Fukushima rusak akibat ledakan hidrogen akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011. Pekerjaan untuk melepaskan air kemungkinan besar akan dimulai dalam waktu sekitar dua tahun.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya