Berita

Raul Castro bersama Miguel Diaz-Canel/Net

Dunia

Kuba Bersiap Jalani Kehidupan Tanpa Klan Castro, Pengamat: Waktunya Lakukan Reformasi

JUMAT, 16 APRIL 2021 | 14:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Lebih dari 60 tahun sejak Fidel Castro memasuki Havana untuk memimpin revolusi 1959 dan menggulingkan diktator Fulgencio Batista yang didukung AS, Kuba sekarang bersiap menjalani kehidupan publik tanpa anggota klan Castro.

Raul Castro, adik laki-laki Fidel Castro, mengambil langkah bersejarah; ia secara resmi mengundurkan diri sebagai kepala Partai Komunis Kuba, posisi paling kuat di pulau itu. Menimbulkan ekspektasi akan perubahan signifikan di antara rakyat Kuba.

Pengunduran diri Raul dibahas dalam kongres pekan ini, yang berlangsung pada 16-19 April. Pengunduran diri Castro terjadi saat Kuba, salah satu negara komunis terakhir di dunia, menghadapi banyak tantangan.

Ekonominya menyusut 11 persen pada tahun 2020 karena pandemi, dan negara itu bergulat dengan sanksi AS yang diperketat dan penurunan bantuan dari sekutunya, Venezuela. Pemerintah kekurangan uang untuk mengimpor makanan dan obat-obatan, yang berarti antrean tanpa akhir di luar toko ketika makanan tersedia, dan satu kali makan sehari untuk beberapa keluarga.

Kongres kedelapan Partai Komunis itu akan mengesahkan Presiden Miguel Díaz-Canel sebagai sekretaris jenderal partai berikutnya dan menetapkan pedoman kebijakan.

Raul Castro dan almarhum saudara laki-lakinya, Fidel Castro, telah berkuasa sejak revolusi 1959.

Sejak  2018 Raul mengharapkan Díaz-Canel bisa menggantikannya setelah pensiun pada 2021.
Sejak itu pula, transisi politik Kuba telah terlihat.

Díaz-Canel, saat ini berusia 60 tahun,  mantan menteri pendidikan, mewakili generasi baru yang tumbuh dewasa setelah revolusi.

Meskipun mundur, banyak analis percaya Castro, yang berusia 90 tahun pada bulan Juni, akan terus menjadi tokoh paling berpengaruh di pulau itu sampai kematiannya.

Spesialis Kuba dari Institute for Higher Learning on Latin America (IHEAL) di Paris, Stephane Witkowski mengatakan kepada FRANCE 24, bahwa "Kepergian Raul Castro dari kehidupan politik telah diperkirakan sejak lama."

"Ini merupakan langkah dalam proses generasi transisi antara mereka yang hidup melalui revolusi 1959 dan generasi baru," ujarnya.

"Memang, tanggalnya pasti tidak dipilih secara acak," kata spesialis itu. Menyebut bahwa Raul Castro adalah sosok yang berdampak pada seluruh rakyat.

"Mulai sekarang, politik Kuba memasuki fase baru. Terserah generasi baru ini untuk mengangkat obor dan membuktikan keabsahannya,"  katanya.

Mantan diplomat Carlos Alzugaray, mengatakan, merasa tidak mungkin membayangkan Castro benar-benar menarik diri dari kehidupan politik Kuba.

"Dia akan selalu ada di sana," kata Alzugaray kepada AFP.

"Itu bisa menjadi model yang mirip dengan apa yang terjadi di China ketika Deng Xiaoping tidak lagi memiliki posisi tetapi dia masih hidup dan karenanya dia harus berkonsultasi tentang segala hal. Dia punya kata terakhir," ujarnya.

Arturo López-Levy, seorang profesor di Holy Names University di California, mengatakan, waktunya bagi generasi baru untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik, terutama bagaimana mengendalikan pandemi ini. Reformasi ekonomi akan mendapatkan daya tarik setelah pandemi terkendali, menurutnya.

"Sekarang mereka akan dipaksa untuk melakukan reformasi penting, karena legitimasi mereka tidak datang dari latar belakang yang revolusioner, tetapi dari kemampuan untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik,”  katanya.

Fabio Fernández, seorang profesor sejarah di Universitas Havana, yang sering dikutip di surat kabar Partai Komunis Granma, mengatakan penting bagi partai untuk bergerak maju, memenuhi reformasi ekonomi yang dijanjikannya lebih dari satu dekade lalu, dan membuat perubahan politik tanpa meninggalkan sistem sosialisnya.

“Konsep baru sosialisme Kuba adalah apa yang perlu kita adopsi karena yang lama tidak lagi berfungsi,” katanya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya