Berita

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul/Net

Dunia

Yakin Vaksin AstraZeneca Aman, Menkes Thailand: Kami Mendasarkan Keputusan Pada pengetahuan Ilmiah Bukan Berita

JUMAT, 16 APRIL 2021 | 11:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah kekhawatiran akan efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 AstraZeneca, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul terus berupaya meyakinkan warganya bahwa vaksin tersebut aman digunakan.

Menkes dalam pernyataannya pada Kamis (15/4) mengatakan, bahwa vaksin AstraZeneca akan menjadi andalan untuk program vaksinasi Covid-19 negara bagian.

"Ada banyak faktor untuk setiap negara apakah akan menggunakan atau tidak menggunakan vaksin tersebut. Tapi kami memiliki keahlian untuk memantau informasi vaksin dengan cermat," kata Anutin, seperti dikutip dari Bangkok Post, Jumat (16/4).


"Kami mendasarkan keputusan pada pengetahuan ilmiah, bukan berita. Jika terjadi sesuatu, kami akan memberi tahu publik. Harap jangan khawatir tentang itu," lanjutnya.

Thailand mengandalkan 71 juta dosis vaksin AstraZeneca dan dua juta dosis CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech yang berbasis di China untuk menyuntik sekitar 35 juta orang atau 50 persen dari populasi. Kementerian akan memulai peluncuran vaksinasi Covid-19 pada Juni ini dan menargetkan 50 persen dari populasi diimunisasi pada akhir tahun ini.

Namun, otoritas sedang berjuang untuk mengatasi kepercayaan dan ketakutan menyusul berita yang tidak menyenangkan tentang risiko pembekuan darah.

Denmark minggu ini menjadi negara pertama yang berhenti menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca sama sekali, ketika pejabat Eropa menyelidiki lusinan laporan pembekuan darah yang sangat langka dikombinasikan dengan jumlah trombosit yang rendah yang muncul di blok tersebut, serta Inggris.

Sementara WHO bersama Inggris dan European Medicines Agency terus merekomendasikan suntikan AstraZeneca dengan alasan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Hingga saat ini, otoritas Thailand telah memberikan 581.308 dosis dari kedua merek tersebut kepada sekitar 290.000 orang.

Dua orang - seorang biksu senior dengan penyakit jantung kronis dan seorang pria berusia 41 tahun juga dengan masalah koroner - meninggal setelah disuntik. Kementerian mengesampingkan kaitan apa pun dengan vaksin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya