Berita

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh marah UE menjatuhkan sanksi baru kepada 8 pejabat Iran dan 3 entitas/Net

Dunia

Marah Pejabatnya Disanksi UE, Khatibzadeh: Negosisasi Batal, Mereka Pengkhotbah HAM Palsu Bermotif Politik

SELASA, 13 APRIL 2021 | 10:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Iran mengecam keputusan Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi baru kepada 8 pejabat dan tiga entitas negara itu, di tengah upaya pembicaraan program nuklir yang alot.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh mengatakan kekecewaannya.

Sebagai reaksi terhadap sanksi terbaru UE itu, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran pun menangguhkan seluruh negosiasi yang sedang berlangsung dengan UE, termasuk tentang hak asasi manusia, dan seluruh kerja sama yang dihasilkan dari pembicaraan tersebut, terutama tentang terorisme, obat-obatan narkotika, dan pengungsi, tambah Khatibzadeh.


"Iran menangguhkan semua pembicaraan hak asasi manusia dan kerja sama yang dihasilkan dari pembicaraan ini dengan UE, terutama di bidang terorisme, obat-obatan dan pengungsi," kata Khatibzadeh di Twitter, seperti dikutip dari Kantor Berita IRNA, Selasa (13/4).

Khatibzadeh mengatakan bahwa tuduhan itu hanyalah klaim pribadi, UE adalah pengkhotbah HAM palsu yang hanya bermotif politik.

Dia mengatakan 'orang-orang ini' (pihak UE) adalah orang yang sama yang tetap diam dalam menghadapi pelanggaran berat hak asasi manusia dan tidak membantu Iran keluar dari sanksi AS  yang tidak manusiawi dan ilegal. Pura-pura prihatin dan menyesal, padahal sebenarnya 'orang-orang ini' harmonis dengan para pemberi sanksi dan kemudian menambah sanksi baru bagi Iran.

Menurutnya, sanksi yang diberikan UE tidak hanya batal demi hukum, tetapi juga lebih dari sebelumnya mencemarkan nama baik mereka yang dirugikan dari konteks luhur HAM itu sendiri.

Pemerintah Iran sedang mempelajari langkah-langkah kontra-sanksi terhadap UE, yang akan diumumkan kemudian, di tengah pembicaraan JCPOA yang lagi-lagi menemukan kebuntuan.

IRNA melaporkan, UE pada Senin(12/4)  mengeluarkan komunike di mana mereka mengumumkan delapan pejabat Iran dan tiga yayasan telah ditambahkan ke daftar sanksi hak asasi manusia.

Komunike, yang salinannya dipublikasikan di situs web UE, menunjukkan bahwa sanksi ini terkait dengan kerusuhan demonstrasi berdarah pada Oktober 2019, yang merupakan reaksi terhadap kenaikan harga gas.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya