Berita

Anggota DPD RI, Fahira Idris/Ist

Politik

Jadi Ideologi Visioner Dan Berorientasi Futuristik, Pancasila Adalah Jawaban Setiap Tantangan Yang Dihadapi Indonesia

SENIN, 12 APRIL 2021 | 18:48 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Walau dirumuskan dan ditetapkan lebih dari 75 tahun silam, sejatinya Pancasila merupakan sebuah ideologi modern.

Pancasila juga menjadi bukti nyata kecerdasan kualitas dan visionernya para pendiri bangsa ini dalam meneropong dan memprediksi tantangan zaman yang bakal dihadapi Indonesia saat ini dan di masa depan.

Demikian pernyataan anggota DPD RI, Fahira Idris, yang juga mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, baik tantangan internal maupun tantangan global yang kompleks, yang membutuhkan keteguhan ideologi.

Keteguhan ideologi ini, kata Fahira, bisa tertanam kuat jika Pancasila menjadi basis karakter semua anak bangsa, terutama para pemimpin. Karakter Pancasila menjadi kunci bagi Indonesia untuk mengurai semua tantangan yang dihadapi saat ini dan ke depan.

“Tanpa karakter yang kuat dan berakar, sebuah bangsa tinggal menunggu kehancurannya saja. Karakter bukan hanya tanda sebuah negara eksis, tetapi juga ‘kendaraan’ bagi sebuah negara untuk melompat maju. Sebuah negara akan kokoh maju dan tidak terombang-ambang jika mempunyai karakter yang kuat. Tanpa karakter yang kuat dan berakar, sebuah bangsa akan kehilangan generasi penerusnya," ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, di Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (12/4).
 
"Oleh karena itu, karakter harus dibangun dan dibentuk agar sebuah bangsa menjadi bermartabat di mata rakyatnya dan di mata dunia, dan Pancasila adalah basis pembangunan karakter kita,” sambungnya.

Menurut Fahira, sebagai ideologi modern dan visioner, Pancasila menjadi jawaban berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Misalnya saja, tantangan perkembangan ekonomi yang saat ini ditandai dengan penyatuan dalam perdagangan atau pasar bebas.

Pasar bebas yang jadi warna dominan perdagangan di dunia saat ini berpotensi melahirkan manusia-manusia yang menghalalkan segala cara untuk menguasai sumber-sumber ekonomi, bahkan yang menjadi hajat hidup orang banyak.

Pasar bebas yang sama artinya dengan perebutan pasar, penuh dengan persaingan tidak sehat dan dipenuhi praktik-praktik ekonomi yang tidak berdimensi keadilan. Terutama karakter serakah yang dalam konteks ekonomi yang praktik nyatanya adalah penguasaan atas aset dan kesempatan (monopoli) yang mematikan kelompok pengusaha kecil.

Jika masyarakat konsisten terapkan ekonomi Pancasila, lanjut Fahira, maka tantangan-tantangan tersebut bisa diretas. Muara ekonomi Pancasila itu mewujudkan pemerataan sosial.

Jika kesenjangan dan ketimpangan ekonomi kecil, maka kondisi ekonomi sebuah bangsa tidak akan mudah terguncang. Cara atau strategi menghilangkan kesenjangan dan ketimpangan ekonomi adalah perekonomian disusun sebagai usaha bersama dan berdasarkan atas asas kekeluargaan.

“Koperasi menjadi pondasi dan bekerja secara kooperatif menjadi implementasi. Dari sini akan lahir gelombang besar usaha rakyat baik di desa maupun di perkotaan. Usaha tersebut membuka lapangan kerja dan barang atau jasa yang diproduksi dibeli kembali oleh masyarakat sehingga semua sisi perputaran ekonomi dirasakan rakyat hasilnya,” pungkas Fahira.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya