Berita

Anggota pasukan keamanan Kurdi/Net

Dunia

Ideologi ISIS Belum Mati Di Irak, Banyak Yang Cukur Jenggot Tunggu Kesempatan Kembali Bergabung

SENIN, 12 APRIL 2021 | 08:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

ISIS tidak pernah pergi. Bahkan, kelompok itu muncul kembali untuk membalas dendam kepada Irak dengan melakukan serangan terhadap warga sipil dan pasukan keamanan. Jenderal Peshmerga, Sirwan Barzani, mengingatkan hal itu dalam program wawancara 'Face to Face' yang disiarkan media UEA, Al-Arabiya.

Peshmerga adalah istilah yang digunakan oleh suku Kurdi untuk pejuang bersenjata Kurdi. Peshmerga sudah ada semenjak kemunculan gerakan kemerdekaan Kurdi pada awal tahun 1920-an, setelah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah dan Dinasti Qajar yang sebelumnya menguasai wilayah suku Kurdi, mengutip sume Wikipedia.

Menurut Barzani, kelompok teroris ISIS telah menabur kerusuhan di utara negara itu, memicu persaingan sektarian yang sekaligus didorong oleh ideologi yang tidak hilang meskipun kelompok itu mengalami kekalahan militer dalam beberapa tahun terakhir.


Berbicara kepada jurnalis Rola al-Khatib, Barzani menguraikan kompleksitas pertempuran melawan musuh terdesentralisasi yang menggunakan taktik gerilya dan menyatu dengan penduduk sipil.

"Ada persaingan sektarian dan ideologi ISIS ekstremis masih ada. Bahkan ketika ISIS dikalahkan oleh kekuatan militer, tidak semuanya terbunuh," katanya.

"Banyak dari mereka mencukur jenggot mereka dan menjadi warga sipil menunggu kesempatan untuk bergabung dengan ISIS," lanjut Barzani.

Barzani yakin ISIS ingin kembali ke kekuatan sebelumnya. Menimbulkan keresahan dan menyebabkan masalah bagi aparat keamanan, pasukan militer, dan seluruh pasukan Peshmerga.

"Tapi mungkin sulit bagi mereka untuk mendapatkan kembali status mereka sebelumnya ketika mereka memiliki ISIS dengan Mosul sebagai ibukotanya," jelasnya.

Peshmerga telah mengambil alih wilayah multi-etnis Kirkuk pada tahun 2014, setelah tentara Irak runtuh saat menghadapi ISIS, mencegah para militan mengendalikan ladang minyaknya.

Jenderal Kurdi itu menuding pasukan keamanan Irak ketika dia ditanya tentang kebocoran intel yang mungkin telah memperingatkan ISIS untuk mengantisipasi manuver militer terhadap mereka sebelumnya.

"Apakah mereka tentara Irak atau pejuang ISIS, mereka berdua adalah orang Irak yang termasuk dalam tanah ini dan klan ini. Jadi, Anda dapat memahami bagaimana informasi bocor," katanya.

Pejuang masih didorong oleh ideologi radikal mereka meskipun telah menderita kerugian yang signifikan dalam hal penguasaan atas wilayah dan benteng militer.

"Mereka masih mendapatkan dana internal dan eksternal untuk ideologi itu. Ideologi ini belum selesai. Itu masih ada di Irak," ujarnya.

Ketika ditanya mengapa pasukan keamanan tidak fokus dalam membangun dialog politik dengan ISIS, Barzani mengatakan: "Tidak ada pemimpin ISIS yang diproklamirkan untuk berkoordinasi, menurut saya mereka tidak percaya pada solusi politik."

"Mentalitas mereka dibesarkan dan bagaimana mereka dicuci otak membuat mereka percaya bahwa mereka adalah pejuang dan berjuang atas nama Tuhan dan Nabi (SAW)," katanya.

Kunci untuk mengalahkan ISIS, menurut Barzani, menargetkan calon anggota dengan fokus pada pembangunan Irak dan memberantas kondisi yang mungkin membuat orang menjadi ekstremis.

“Yang harus dilakukan adalah membangun kembali negara, menciptakan lapangan kerja, mencapai stabilitas dan memberikan layanan penuh. Akibatnya, sangat sedikit orang yang akan bergabung dengan ISIS,” ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya