Berita

Gubernur Khofifah Indar Parawansa/Ist

Nusantara

Jatim Diguncang Gempa Magnitudo 6,1, Gubernur Khofifah Terjunkan Tim Untuk Evakuasi

MINGGU, 11 APRIL 2021 | 02:33 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Gempa bumi mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, tepat pukul 14:00:15 WIB, Sabtu (10/4).

Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan Magnitudo 6,7 yang terupdate M 6,1 tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 km.

Atas kejadian ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka yang mendalam. Pasalnya, sejauh ini, dilaporkan sejumlah daerah kabupaten kota yang terdampak. Dan hingga petang ini, dilaporkan ada korban meninggal baik di Lumajang maupun di  Kabupaten Malang.


"Sampai petang ini, laporan yang sampai ke kami, ada warga yang  meninggal dunia dari Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang maupun Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang karena tertimpa longsoran saat gempa terjadi. Dan ada lagi yang dilarikan ke Rumah Sakit," kata Khofifah, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (10/4).

Gubernur Khofifah mengatakan, ada beberapa kabupaten kota yang terdampak kuat dari gempa yang terjadi. Yang paling parah ada di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Dampit dan Jabung; Kabupaten Lumajang terutama di Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo; serta Kabupaten Blitar terutama di Kecamatan Wates dan Binangun.

Dari data yang telah dihimpun oleh BPBD Jawa Timur, ada banyak rumah rusak baik ringan, sedang, maupun berat. Baik di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, maupun Kabupaten Blitar. Semua sedang pendataan sambil evakuasi warga.

Sampai pukul 16.30 WIB yang terlaporkan dari Malang ada 4 rumah rusak di Desa Kemiri, 1 rumah rusak berat di desa Sidorejo, 15 rumah rusak ringan dan 2 rumah rusak ringan di Desa Gunung Jati, 3 rumah rusak di Desa Agrosari, 3 rumah rusak di Desa Kemantren, 2 rumah rusak di Desa Gadingkembar, dan 1 rumah rusak di Desa Sidomulyo. Data ini masih akan terus berubah seiring update yang dilakukan BPBD Jatim.

Selain itu ada rumah sakit puskesmas yang juga dilaporkan mengalami kerusakan. Seperti RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar serta Puskesmas Turen yang terdampak cukup berat.

Untuk itu, hingga kini, Gubernur Khofifah menyebut bahwa seluruh pihak, forkopimda Jatim bersama tiga Bupati terus melakukan koordinasi. Gerak cepat dan tanggap atas terjadinya bencana dilakukan secara simultan.

Tim BPBD Kabupaten Kota dan juga dari BPBD Provinsi Jatim langsung turun ke titik-titik yang membutuhkan reaksi tanggap kebencanaan dan evakuasi. Begitu pula relawan TAGANA sudah berada di lokasi.

"Kita sudah mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah. Agar segera dilakukan pengamanan, dan juga evakuasi. Ada tim dari BPBD kabupaten kota, juga dari provinsi yang kini ada di lokasi-lokasi terdampak untuk tanggap kebencanaan," tegas Khofifah.

Tidak hanya itu, Tim BPBD Provinsi Jawa Timur akan menerjunkan tim untuk menyiapkan tempat-tempat pengungsian jika dibutuhkan  bagi korban yang mengalami kerusakan bangunan yang berat. Area pengungsian ini dikoordinasikan langsung oleh masing-masing bupati yang daerahnya terdampak.

"Saya, Kapolda, Pangdam, dan tiga Bupati yaitu Bupati Malang, Bupati Lumajang dan Bupati Blitar, serta kepala daerah sekitarnya  akan rapat secara virtual untuk mengkoordinasikan tentang dampak dan tanggap bencana gempa ini. Besok InsyaAllah saya ke lokasi.  Yang jelas evakuasi dan pendataan hingga kini terus kita lakukan," tegasnya.

Secara khusus ia juga mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada, namun jangan takut berlebihan. Kewaspadaan harus dilakukan guna mengantisipasi jika ada gempa susulan.

Saat gempa tersebut terjadi, Gubernur Khofifah menyebut dirinya sedang ada kegiatan di Islamic Center Surabaya. Ia pun mengaku turut mengalami dampak getaran gempa.

"Kita berdoa bersama agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan, dan Jawa Timur diberi keselamatan oleh Allah SWT. Semua saya harap tetap waspada namun jangan panik," pungkas Khofifah.

Berdasarkan informasi BMKG, gempa ini termasuk gempa menengah dan disebabkan karena aktivitas subduksi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya