Berita

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun/Net

Dunia

Perdana Menteri Korea Selatan Segera Meluncur Ke Teheran Untuk Bahas Aset Iran Yang Dibekukan

SABTU, 10 APRIL 2021 | 14:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Korea Selatan akan menjalin dialog dengan Iran untuk membicarakan masalah bilateral.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Jumat (9/4) mengatakan, kunjungan Perdana Menteri Chung Sye-Kyun ke Teheran itu juga sekaligus membahas pencairan miliaran dolar dana Iran yang dibekukan di bank-bank negara sebagai akibat dari sanksi AS.

Khatibzadeh mengatakan Chung akan bertemu dengan pejabat Iran di Teheran pada 11-12 April, di antaranya  Wakil Presiden Es'haq Jahangiri dan Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf.


"Koordinasi teknis untuk menyelesaikan rincian perjalanan sedang diupayakan oleh kedua belah pihak," katanya seraya menekankan, dialog lebih jauh mengenai masalah pembatasan ilegal pada akses Iran ke sumber daya Bank Sentral di Republik Korea, seperti laporan dari Iranpress, Jumat (9/4).

Mempertimbangkan sejarah hubungan antara Iran dan Korea, Khatibzadeh mengatakan, pertemuan persahabatan sedang direncanakan antara Chung dan penasehat Pemimpin Tertinggi Ali Larijani.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap pada Jumat mengutip siaran pers dari kantor Chung yang mengonfirmasi kunjungan tersebut, yang merupakan perjalanan pertama oleh perdana menteri Korea Selatan dalam 44 tahun.

"Melalui kunjungan ini, Perdana Menteri Chung akan menciptakan kesempatan untuk meningkatkan hubungan persahabatan tradisional antara Korea Selatan dan Iran, dan mengembangkannya dengan cara yang berorientasi pada masa depan,"  kata kantor Chung.

Otoritas Iran telah mengatakan pada beberapa kesempatan bahwa mereka mengharapkan Korea Selatan untuk berbuat lebih banyak dengan pembebasan hampir 8,5 miliar dolar AS yang diblokir secara ilegal di dua bank Korea Selatan dengan dalih sanksi AS terhadap Republik Islam.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan langkah yang diambil oleh bank-bank Korea Selatan untuk membekukan aset Republik Islam karena takut sanksi AS merupakan faktor utama yang mencegah perluasan lebih lanjut hubungan antara kedua negara, meminta Seoul untuk mengambil tindakan cepat dan diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya