Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat: Sanksi Baru AS Terhadap 7 Perusahaan Teknologi China Seperti Gigitan Nyamuk

SABTU, 10 APRIL 2021 | 09:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat kembali menerapkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan teknologi China, atas tuduhan yang cukup berat; terlibat pembuatan senjata pemusnah massal.

Peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerjasama Ekonomi China dari Kementerian Perdagangan China, Mei Xinyu, menanggapi santai sanksi tersebut.

Dia bahkan mengatakan, sanksi yang diberikan AS secara bertubi-tubi kepada perusahaan teknologi China dan individu, sebagai 'gigitan nyamuk' yang tidak akan mengganggu kecepatan Beijing dalam perkembangan teknologi tinggi.


"Ini seperti nyamuk yang menggigit kami. Mereka telah mengganggu kami selama bertahun-tahun, jadi tidak masalah bagi kami untuk menggigit lagi," kata Mei, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (9/4).

Biro Industri dan Keamanan (BIS), sebuah badan Departemen Perdagangan Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (8/4) bahwa mereka telah menambahkan tujuh perusahaan superkomputer China ke dalam daftar sanksi karena melakukan aktivitas yang diduga bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri AS.

Tujuh perusahaan China tersebut adalah Tianjin Phytium Information Technology, Shanghai High-Performance Integrated Circuit Design Center, Sunway Microelectronics, National Supercomputing Center di Jinan, Shenzhen, Wuxi, dan Zhengzhou, menurut pernyataan itu.

Pernyataan tersebut mengklaim bahwa entitas ini sedang membangun superkomputer yang digunakan oleh militer China dalam upaya modernisasi atau untuk mengembangkan program senjata pemusnah massal, sebuah retorika kuno oleh pemerintah AS.  

Para ahli mengatakan bahwa hal itu mengungkapkan bahwa ideologi penuntun AS, untuk menjaga diri dari persaingan China, tidak pernah berubah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya