Berita

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah/Net

Politik

Pengamat: Pengambilalihan TMII Jangan Jadi Beban Negara Dan Kanal Korupsi Oleh Badan Pengelola Yang Baru

JUMAT, 09 APRIL 2021 | 14:31 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Langkah pemerintah mengambilalih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diharapkan tidak menambah beban negara.

Begitulah pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, menanggapi Keputusan Presiden (Kepres) 19/2021 tentang tentang Pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

"Kita berharap nanti Taman Mini tidak menjadi beban negara. Karena persoalannya itu kalau sudah dimiliki oleh negara kan nanti ada badan pengelola, jangan sampai badan pengelola itu jadi beban negara," ujar Trubus saat dihubungi Kantor Berita Poltik RMOL, Jumat (9/4).

Trubus menjelaskan, beban yang ditanggung oleh negara adalah ketka badan pengelola TMII yang baru nanti tidak bekerja secara profesional, dan justru malah membuka ruang praktik korupsi.

"Artinya disitu malah digunakan potensi korupsi oleh yang menggunakan atas nama Taman Mini itu. Itu juga perlu diantisipasi," ucapnya.

Maka dari itu, Trubus menyarankan agar TMII tidak lagi dikelola oleh pihak swasta, melainkan oleh lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan segmen yang ada, supaya bisa mendatangkan pendapatan tambahan yang masuk kas negara.

Sehingga, rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ) yang meminta TMII dikelola oleh negara secara profesional agar memberikan masukan kepada negara berjalan, dan tidak seperti pengelolaan Yayasan Harapan Kita yang tidak menyetor pajak ke negara.

"Jadi ini ada kemampuan untuk dikelola secara profesional, sehingga itu nanti bisa memberikan masukan tambahan ke pemerintah," tegas Trubus.

"Dan Taman mini juga bisa menjadi tempat edukasi, pendidikan kepada masyakat generasi berikutnya tentang nilai-nilai budaya, kearifan lokal, termasuk teknologi juga yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya