Berita

Perdana Menteri Hun Sen/Net

Dunia

PM Kamboja: Pegawai Negeri Yang Menolak Suntik Vaksin Covid-19 Berisiko Kehilangan Pekerjaan

KAMIS, 08 APRIL 2021 | 08:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penduduk Kamboja khususnya yang berstatus sebagai pegawai pemerintahan, wajib menerima suntikan vaksin Covid-19. Barangsiapa yang menolak, maka ia akan dikenakan sanksi teguran sampai pemecatan.

Perdana Menteri Hun Sen memperingatkan hal itu dengan mengatakan bahwa suntikan vaksin bisa mencegah penyebaran virus, sehingga wajib bagi pekerja negara untuk disuntik sebagai perlindungan diri dan juga kolega di dekatnya.

Dalam pesan audio pada Rabu (6/4), Hun Sen menjelaskan bahwa mereka yang belum divaksinasi berisiko lebih tinggi tertular virus corona baru dan menularkannya ke orang lain.

“Saya ingin menjelaskan bahwa vaksinasi hanya bersifat sukarela. Namun ke depan vaksinasi menjadi kewajiban bagi beberapa pekerjaan, terutama bagi anggota TNI dan PNS,” ujarnya.

Hun Sen mengatakan selama program vaksinasi yang diberikan kepada pegawai negeri di tingkat nasional dan daerah dalam beberapa hari terakhir, dia telah memperhatikan dua jenis kelompok.

Jenis yang pertama, adalah mereka yang ingin segera divaksinasi karena khawatir akan terjadi apa-apa jika tidak ada tindakan pencegahan itu. Yang kedua adalah mereka yang menghindari vaksinasi, konon karena takut akan efek samping.

Hun Sen kemudian mengingatkan, ketika lembaga pemerintah berhasil mencapai 70 persen vaksinasi, maka bagi mereka yang menolak untuk divaksin akan diberi peringatan sampai kepada pemutusan kerja.

"Dapatkan vaksinasi untuk melindungi hidup Anda sendiri, dan bergabunglah dalam perang melawan Covid-19, atau kelanjutan pelayanan Anda dalam tugas negara tidak lagi diperlukan," kata Hun Sen.

Hun Sen juga meminta agar semua menteri mendata jumlah pejabat yang divaksinasi penuh, mereka yang masih membutuhkan dosis kedua, dan mereka yang tidak mau divaksinasi.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya