Ilustrasi evakuasi korban bencana/Net
Korban terdampak bencana badai siklon tropis seroja yang terjadi di 11 kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih banyak yang belum bisa dievakuasi.
Bahkan dikabarkan, terdapat kaum difabel yang masih terjebak di tempat tinggalnya yang rusak karena dihantam badai tropis siklon seroja yang mengantam sejumlah daerah di NTT.
Informasi ini baru diketahui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, dalam jumpa pers virtual pada Selasa malam (6/4).
"Kalau ada informasi bisa disampaikan (dilaporkan) sekarang ini," ujar Doni Monardo.
Mantan Danjen Kopassus ini memastikan, pihaknya akan segera mengevakuasi korban bencana NTT termasuk kaum difabel, jika telah menerima laporan dari masyarakat.
Sebabnya, BNPB telah menyediakan moda transportasi udara berupa helikopter untuk bisa memaksimalkan evakuasi korban bencana, jika jalur darat dan laut belum bisa dilewati karena tertutup dan atau terkendala cuaca.
"Kita sudah punya unit helikopter. Kalau kemarin sangat sulit, tapi dengan ada tiga unit dan nanti menyusul beberapa unit helikopter lainnya bisa digunakan untuk evakuasi," papar Doni Monardo.
Sampai saat ini, BNPB telah menyiagakan tiga unit helikopter di wilayah NTT. Rencananya, akan ada total 6 helikopter yang dioperasikan untuk penanganan bencana ini.
"BNPB memberikan dukungan sekira enam unit helikopter, karena beberapa kawasan tidak bisa dijangkau transportasi darat atau laut, sehingga membutuhkan transportasi udara," ucapnya.
"Maka, kalau ada yang punya informasi (kaum difabel yang berlum dievakuasi) itu akan kita prioritaskan untuk di evakuasi," demikian Doni Monardo menambahkan.
Hingga malam tadi, BNPB mencatat sudah ada 117 orang yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara, 76 orang masih dinyatakan hilang.
Bencana alam yang terjadi di NTT ini dirasakan oleh masyarakat di 11 kabupaten/kota. Antara lain, Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka Tengah, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timur Tengah Selatan dan Ende.
Bencana alam yang terjadi di 11 kabupaten/kota di NTT ini berbeda-beda, hanya saja disebabkan oleh perubahan cuaca yang disebut tropis siklon seroja. Akibat dari erubahan cuaca ini yakni angin kencang, longsor, banjir dan banjir bandang.