Berita

Mantan Putra Mahkota Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein/Net

Dunia

Dituding Berkonspirasi, Mantan Putra Mahkota Yordania Jadi Tahanan Rumah

MINGGU, 04 APRIL 2021 | 06:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Mantan Putra Mahkota Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein mengaku tengah berada di bawah tahanan rumah karena dianggap mengganggu stabilitas dalam negeri.

Lewat sebuah video yang dikirim ke BBC pada Sabtu (3/4), Hamzah mengatakan pihak militer telah mengunjunginya dan memperingatkannya untuk tidak menganggu keamanan negara. Setelah itu keamanannya dicabut, internet dan saluran teleponnya juga diputus.

BBC mengatakan video itu telah dikirim oleh pengacara Hamzah.

"Saya tidak diizinkan untuk keluar, untuk berkomunikasi dengan orang-orang atau bertemu dengan mereka," ujarnya, seperti dikutip AFP.

Hamzah dianggap telah menjadi bagian dari konspirasi untuk menyerang saudara tirinya, Raja Abdullah II dengan tuduhan korupsi pemerintah.

Kendati begitu, Hamzah dengan tegas menolak klaim itu dan mengatakan bukan menjadi bagian dari konspirasi.

"Saya bukan bagian dari konspirasi atau organisasi jahat," tegasnya.

"(Saya) tidak bertanggung jawab atas kegagalan dalam pemerintahan, atas korupsi dan ketidakmampuan yang telah lazim dalam struktur pemerintahan kita selama 15 hingga 20 tahun terakhir dan semakin memburuk," ujar Hamzah.

Menurut Hamzah, saat  ini pihak berwenang sudah tidak lagi mengizinkan adanya kritik atau mengungkapkan pendapat. Sistem kekuasaan hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.

"Korupsi lebih penting daripada kehidupan dan martabat serta masa depan 10 juta orang yang tinggal di sini," kata dia.

Hamzah adalah putra tertua mendiang Raja Hussein dan istrinya yang berkebangsaan Amerika, Ratu Noor. Dia memiliki hubungan baik secara resmi dengan Abdullah dan merupakan tokoh populer yang dekat dengan para pemimpin suku.

Abdullah telah menunjuk Hamzah sebagai putra mahkota pada 1999, sejalan dengan keinginan ayah mereka, Hussein, ketika sekarat. Tetapi pada 2004 Abdullah mencabut gelar itu dan memberikannya kepada putra tertuanya sendiri, Hussein.

Selain Hamzah, sejumlah orang tersangka yang dianggap ikut berkonspirasi juga ditangkap pada Sabtu. Termasuk kepala pengadilan kerajaan 2007-2008, Bassem Awadallah dan kerabat kerajaan, Sherif Hassan bin Zaid.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya