Empat kilang minyak milik PT Pertamina di Balongan, Indramayu/Net
Sempat padam, api kembali terlihat menyala lagi di kilang minyak PT Pertamina RU IV Balongan, Kabupaten Indramayu.
Hal ini terungkap ketika akun Instagram @indramayuterkini memposting informasi tersebut 11 jam yang lalu dan dikuatkan oleh postigan video kiriman dari @dedymusashi.
"Api kembali membesar di salah satu tangki T-301 di area kilang Pertamina Refenery Unit VI Balongan. Upaya pemadaman dan pendinginan oleh tim fire fighting masih berlangsung. Api diduga berasal dari sisa BBM yang belum terbakar," tulis akun @indramayuterkini.
Pada kejadian tersebut, dikabarkan juga bahwa masyarakat sekitar mendengar suara ledakan kecil sebelum akhirnya muncul api, serta mencium bau bahan bakar. Dari informasi terbaru, api yang sempat menyala sudah berhasil dipadamkan. Saat ini, masih dilakukan upaya pemadaman dan pendinginan oleh tim fire fighting.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman berpandangan, kerugian yang dialami negara akibat terbakarnya empat kilang minyak milik PT Pertamina Balongan, Indramayu, Jawa Barat ditaksir mencapai Rp 1,25 triliun.
"Perkiraan total potensi kerugian yang akan dialami Pertamina sekitar USD 56 juta atau setara Rp 1.25 triliun, yaitu pejumlahan minyak yang terbakar USD 56 juta dan biaya bangun tangki baru USD 20 juta serta biaya ganti rugi, pengobatan serta pemulihan lingkungan sekitar USD 2 juta," kata Yusri dalam keteranganya, Senin (29/3).
Yusri merinci jumlah kerugian itu. Berdasarkan diameter tangki 55.5 meter dan tinggi 15.5 meter, dengan kapasitas menampung BBM sebanyak 37 ribu m3. Lalu kata dia, melihat besaran dan lamanya kebakaran diperkiraan BBM disetiap tangki mencapai setidaknya 80 persen dari kapasitas maksimal, maka bila tangki penuh 1 tangki adalah 32.000 KL atau setara 200.000 barel setiap tangki.
Untuk sejumlah 4 tangki berisi BBM jenis naphta, gasoline dan Pertamax Ron 92 sejumlah 800.000 barel yang musnah terbakar. Jika asumsi harga perbarel USD 70, maka potensi kerugian Pertamina menjadi 80.000 barel X USD 70 = USD 56 juta.
Sementara untuk membangun 4 tangki jenis flooting roof dengan fasilitas assesoris pompa dan perlengkapan safety seperti kilang TPPI, dibutuhkan sekitar USD 5 juta per tangki, sehingga untuk membangun tangki BBM seperti semula dibutuhkan dana sekitar USD 20 juta.
Selain itu, Pertamina harus membayar ganti rugi dan pengobatan korban akibat kebakaran serta ditambah biaya operasi pemulihan sekitar USD 2 juta.