Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tangkal Serangan Houthi, AS Pelajari Penjualan Senjata Dan Pelatihan Militer Untuk Arab Saudi

JUMAT, 02 APRIL 2021 | 09:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat saat ini dilaporkan sedang mempelajari penjualan senjata pertahanan dan program pertukaran militer untuk mendukung Arab Saudi melawan serangan udara Houthi Yaman di Kerajaan.

Informasi tersebut dimuat dalam laporan Wall Street Journal pada Kamis (1/4), mengutip pernyataan dari pejabat Pentagon AS.

"Pilihan di atas meja termasuk penjualan senjata khusus, pertahanan, seperti pencegat rudal; pembagian intelijen yang diperluas; pelatihan tambahan; dan program pertukaran militer-ke-militer," kata laporan itu, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Jumat (2/4).


Laporan tersebut muncul dua bulan pasca AS membekukan penjualan 3.000 amunisi berpemandu presisi mereka ke Arab Saudi sambil menunggu tinjauan.

Sejak Januari, Houthi Yaman terus melancarkan lusinan serangan udara lintas batas ke Arab Saudi. Milisi yang didukung Iran itu menargetkan wilayah sipil dan fasilitas energi di Kerajaan dengan drone sarat bahan peledak dan rudal balistik.

"Sejauh ini itu lebih buruk daripada periode lain sejak sebelum dimulainya konflik," kata seorang pejabat AS kepada WSJ, merujuk pada perang di Yaman.

Para pejabat AS memuji kemampuan pertahanan Arab Saudi, dengan salah satunya mengatakan: "Saudi cukup efektif dalam menghancurkan hal-hal ini. Mereka melakukannya dengan lebih baik dan lebih baik."

Pejabat lain menekankan pentingnya mengirim pesan ke Houthi: "Intinya adalah bahwa Houthi perlu tahu bahwa kami mendukung Saudi dan kami akan terus mendukung hak mereka untuk membela diri."

Pemerintahan Presiden Joe Biden mencabut penunjukan teroris Houthi yang diperkenalkan oleh mantan Presiden Donald Trump pada Januari. Biden juga mengumumkan pada Februari mengakhiri dukungan AS untuk operasi ofensif Koalisi Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015.

Sementara Arab Saudi menyatakan akan terus memperlakukan Houthi sebagai organisasi teroris terlepas dari apakah Amerika Serikat memutuskan untuk menunjuk kelompok itu seperti itu, menurut perwakilan permanen Kerajaan untuk PBB.

Pada Senin, Sekelompok anggota parlemen AS menulis catatan yang ditujukan untuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan mendesaknya untuk menunjuk kembali milisi Houthi sebagai organisasi teroris.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya