Berita

Kampanye #StopAsianHate di Amerika Serikat/Net

Dunia

Rasisme Orang Asia, PB SEMMI: Amerika Harus Minta Maaf Atau Kami Boikot

KAMIS, 01 APRIL 2021 | 15:54 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Tindakan kekerasan rasial yang dialami orang Asia di Amerika Serikat, juga dirasakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI), dan hal tersebut tidak dibenarkan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Bintang Wahyu Saputra menanggapi kasus rasial yang dialami Oliver Pras.

Pras merupakan seorang warga Amerika Serikat keturunan Indonesia. Sang ayah berasal dari Yogyakarta, dan ibunya dari Manado.

Sejak kecil tinggal di negeri Paman Sam, Pras ikut menjadi korban rasisme. Berbagai guyonan bernada rasisme dilontarkan teman-temannya hingga Pras merasa malu sebagai keturunan Indonesia.

"Kami mengecam dan mengutuk keras tindakan kekerasan berbau rasial terhadap Oliver Pras di Amerika. Disinyalir pelakunya merupakan warga lokal yang tidak senang terhadap orang Asia," tegas Bintang kepada wartawan, Kamis (1/4).

Tak tinggal diam, Bintang meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika segera memberikan perhatian lebih kepada seluruh WNI di Amerika tentang darurat rasis yang sedang dialami oleh warga berwajah Asia.

"Selain itu, kami meminta Presiden RI untuk meninjau kembali hubungan bilateral kedua negara, baik terkait kerja sama ekonomi, politik, militer antara Indonesia-Amerika," tambah Bintang.

Tak hanya itu, ia juga meminta pemerintah Amerika melalui kedutaan besarnya di Jakarta untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Indonesia serta memberi jaminan keamanan kepada semua WNI di Amerika dan memastikan pelaku kekerasan terhadap Oliver Pras diproses secara hukum.

"Kami juga mendesak pemerintahan Amerika Serikat menangkap seluruh pelaku rasial terhadap WNI di Amerika Serikat. Jika tidak, kami akan serukan boikot nasional terhadap produk-produk Amerika di Indonesia," tekan Sekjen Pemuda OKI ini.

Baginya, aksi boikot atas produk Amerika bukan perkara sulit lantaran masyarakat Indonesia terkenal dengan rasa solidaritas yang tinggi.

“Prancis sudah pernah merasakan itu (diboikot). Lebih ekstrem bukan tidak mungkin kami akan usir paksa Dutabesar Amerika jika mereka tidak mengindahkan tuntutan kami,” tutup Bintang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya