Berita

Alexei Navalny/Net

Dunia

Alexei Navalny Mogok Makan Di Penjara Demi Dapatkan Perawatan Medis

KAMIS, 01 APRIL 2021 | 10:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tokoh oposisi Kremlin, Alexei Navalny melancarkan aksi mogok makan di penjara agar bisa mendapatkan perawatan medis karena ia mengalami sakit akut di punggung dan kakinya.

Pekan lalu, Navalny mengatakan setiap jam pada malam hari ia meminta untuk dirawat kepada petugas penjaga, namun selalu diabaikan.

Ia juga telah mengirim surat tulisan tangan yang ditujukan kepada gubernur penjara untuk meminta dirawat oleh dokter pilihannya sehingga ia bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

"Saya sangat membutuhkan dokter. Setiap narapidana berhak (secara hukum) mengundang dokter spesialis untuk memeriksa dan berkonsultasi dengannya. Bahkan saya punya hak dan saya tidak berhasil," tulis Navalny dalam surat yang diunggah oleh timnya pada Rabu (31/3).

"Saya menuntut agar seorang dokter diizinkan menemui saya, dan sampai ini terjadi, saya menyatakan mogok makan," tambah dia, seperti dikutip Reuters.

Navalny mengatakan, rasa sakitnya dimulai dengan nyeri punggung akut, lalu menyebar ke kaki kanan dan kirinya. Satu obat yang ia terima adalah tablet dan krim Ibuprofen.

"Saya tidak ingin kehilangan dua kaki. Itu tidak adil. Setiap orang memiliki dua kaki, dan saya tidak akan punya satu pun," kata Navalny masih dalam suratnya.

Para profesional medis pada Minggu (28/3) membuat surat terbuka yang menuntut agar Navalny diberikan perawatan yang tepat.

"Kami takut akan yang terburuk. Meninggalkan pasien dalam kondisi ini dapat menyebabkan konsekuensi yang parah, termasuk hilangnya fungsi anggota tubuh bagian bawah, seluruhnya atau sebagian," kata surat itu.

Sementara itu, otoritas penjara yang telah memeriksa Navalny mengungkap bahwa kondisinya stabil. Lembaga pemasyarakatan pada Rabu (31/3) juga menyebut Navalny menerima semua perawatan yang diperlukan.

Navalny dipenjara bulan lalu selama dua setengah tahun karena melanggar pembebasan bersyarat yang disebutnya bermotif politik. Dia ditangkap saat kembali ke Rusia dari Jerman pada Januari, di mana dia telah pulih dari keracunan  Novichok.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya