Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), M. Gde Siriana Yusuf/Repro

Politik

Lebih Buruk Dari Orde Baru, Gde Siriana: 6 Tahun Jokowi Berkuasa, Korupsi Merajalela Dan Sudah Bentuk Dinasti

SELASA, 30 MARET 2021 | 15:54 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Joko Widodo dipandang jauh lebih buruk dibanding pemerintahan era Soeharto alias era Orde Baru.

Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), M. Gde Siriana Yusuf saat menjadi narasumber di acara diskusi Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "KKN+D Dan Dampak Besarnya" yang digagas Kantor Berita Politik RMOL, pada Selasa (30/3).

Dalam acara ini, Gde menampilkan sebuah bagan terhadap KKN+D (Korupsi, Kolusi, Nepotisme plus Dinasti).

Menurut Gde, dirinya melihat sebuah fakta bahwa sejak 2004 hingga 2020, sebanyak 141 kepala daerah terjerat kasus korupsi. 120 orang diantaranya bupati/walikota dan 21 gubernur.

"Artinya di sini korupsi di era reformasi ini justru semakin parah. Nah mengapa semakin parah? Karena dia melahirkan dinasti," ujar Gde.

Dinasti sendiri menurut Gde, bisa terbentuk apabila sudah terjadi akumulasi aset harta dari korupsi.

"Nah kemudian itu kenapa di era reformasi ini justru melahirkan dinasti. Artinya korupsinya jalan terus melahirkan akumulasi aset, akumulasi aset ini digunakan untuk membentuk dinasti dan dinasti ini nanti akan menghasilkan lagi atau melahirkan kembali korupsi yang maha dahsyat," jelasnya.

Sehingga, Gde berkesimpulan bahwa era reformasi khususnya di pemerintahan Jokowi jauh lebih buruk dibanding pemerintahan era Soeharto.

"Kita bisa melihat, enam tahun kepemimpinan pemerintah Soeharto, Soeharto itu belum ngapa-ngapain. Belum ada kasus korupsinya belum ada dinastinya," terangnya.

"Tetapi di era pemerintah enam tahun Jokowi berkuasa, korupsinya merajalela dan dia sudah membentuk dinasti. Anak dan mantunya sudah bisa tampil. Padahal kalau dia bukan anak presiden atau mantu presiden itu mungkin siapa yang mau pilih," demikian Gde.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya