Berita

Jembatan Kereta Api Selat Kerch/TASS

Dunia

Dukung Kedaulatan Ukraina Atas Krimea, Australia Jatuhkan Sanksi Untuk Rusia

SELASA, 30 MARET 2021 | 09:19 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Australia menyerang Rusia dengan menjatuhkan sanksi terhadap satu individu dan empat perusahaannya yang terkait dengan pembangunan dan pengoperasian jembatan kereta api Krimea.

Sanksi diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Marise Payne lewat pernyataan yang dirilis pada Selasa (30/3).

"Australia telah memberlakukan sanksi keuangan yang ditargetkan dan larangan perjalanan terhadap seorang individu Rusia dan empat perusahaan Rusia yang terkait dengan pembangunan dan pengoperasian Jembatan Kereta Api Selat Kerch," kata Payne.

Payne mengatakan, jembatan itu merupakan upaya Rusia untuk mengonsolidasikan kontrol atas Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Australia akan terus mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina melalui koordinasi dengan mitra internasional.

"Pengumuman hari ini dilakukan berkoordinasi dengan Kanada dan sejalan dengan tindakan yang diambil oleh Inggris dan Uni Eropa," ucapnya.

Sehari sebelumnya, Senin (29/3), Kanada telah memberlakukan sanksi terhadap dua eksekutif dan empat entitas Rusia sebagai tanggapan atas upaya reunifikasi Krimea dengan Rusia.

Kedutaan Besar Rusia di Kanada menyebut keputusan tersebut mengabaikan realita bahwa rakyat Krimea memilih untuk bergabung kembali dalam referendum pada Maret 2014.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya