Berita

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi pembicara utama pada peringatan Hari Lahir Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Provinsi Lampung secara vitrual, Sabtu (27/3)/Ist

Politik

Harlah Pergunu, Ketua DPD RI Siap Bantu Penambahan Kuota PPPK Guru Madrasah

SABTU, 27 MARET 2021 | 11:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penambahan kuota pengangkatan guru dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK untuk guru madrasah harus menjadi perjuangan utama Perguna.

Demikian dikatakan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi pembicara utama pada peringatan Hari Lahir Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Provinsi Lampung, Sabtu (27/3).

LaNyalla yang hadir secara virtual mengatakan, DPD melalui Komite III yang merupakan mitra Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan berupaya membantu penambahan kuota PPPK untuk guru madrasah.


"InsyaAllah kami di DPD RI siap membantu," ujar ketua senator dari dapil Jawa Timur itu.

Dikatakan LaNyalla, dari 1 juta kuota nasional untuk program PPPK tersebut, guru madrasah di bawah Kemenag hanya mendapat jatah sekitar 9.400. Padahal berdasarkan catatan Kemenag, terdapat sekitar 290 ribu guru madrasah. Bahkan menurut catatan Perguna, terdapat sekitar 580 ribu guru madrasah non-PNS.

"Kuota yang diberikan melalui Kemenag sangat kecil, kurang dari 1 persen dari 1 juta kuota nasional. Ini harus diperjuangkan oleh Perguna sebagai wadah para guru Nahdlatul Ulama, yang notabene mayoritas mengajar di madrasah," ujarnya.

Selain soal luota PPPK, mantan ketua umum Kadin Jatim itu juga menyinggung kebijakan penetapan standar minimal honor untuk guru yang disetarakan dengan PNS Golongan III A masa kerja nol tahun, dengan besaran honorarium sekitar Rp 2,5 juta per bulan.

"Ini juga berkaitan dengan topik yang pertama tadi. Karena kalau pun guru-guru belum mendapat kuota PPPK, tetapi mendapat payung regulasi yang menjamin bahwa honorarium yang diterima telah ditetapkan batas minimumnya," ujarnya.

Namun program yang dicanangkan di era Menteri Pendidikan Muhajir Effendi itu belum terlaksana. Di lapangan masih dengan mudah bisa ditemukan guru-guru yang mendapat honor sangat tidak memadai.

"Faktanya masih ada guru dengan honor 250 ribu rupiah sebulan. Jauh di bawah standar pemenuhan kebutuhan hidup. Sehingga masih banyak guru terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup," tandas tokoh yang kerap dijuluki Mr. Tahajud Call itu.

Masih jauh di bawah UMR buruh pabrik, imbuhnya. Buruh pabrik menghadapi mesin dengan output produk barang. Sedangkan guru harus mendidik manusia dengan output produknya moral dan akhlak atau budi pekerti para penerus tongkat estafet bangsa dan negara ini.

"Memang beberapa Pemerintah Daerah sudah mengambil kebijakan melalui terobosan pemberian insentif dari APBD untuk para guru ngaji dan tenaga pengajar di TPA-TPA. Tetapi tentu kebijakan tersebut masih bersifat parsial. Karena belum memiliki perintah dari regulasi yang bersifat nasional," paparnya.

"Padahal guru adalah peletak pondasi bangsa, sekaligus penentu kemajuan sebuah bangsa. Karena kunci kemajuan dan kemakmuran negara, adalah suksesnya pendidikan dalam kualitas dan kuantitas. Ini bukan teori di dalam buku. Tetapi sudah dibuktikan oleh banyak negara yang lebih maju dari Indonesia," urai LaNyalla menambahkan.

Dia pun memberi contoh bagaimana Jepang yang hancur setelah peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada 6 Agutus 1945, dapat cepat bangkit dan menjadi negara maju.

"Karena yang dilakukan pemerintah Jepang saat itu adalah mengumpulkan para guru dan segera membuka sekolah darurat. Artinya, pendidikan menjadi bagian penting dari percepatan kebangkitan Jepang setelah mengalami kehancuran," ungkapnya.

Peringatan Harlah Pergunu ke-69 yang dihelat Perguna Provinsi Lampung itu juga dihadiri pengurus PWNU Lampung dan para tokoh serta sejumlah kiai yang memiliki madrasah di sejumlah pesantren di Lampung.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya