Berita

Patung Rafic Hariri di Beirut/Net

Dunia

Tokoh Oposisi Suriah: Hizbullah Berada Di Balik Pembunuhan Mantan PM Lebanon Rafik al-Hariri Atas Keputusan Suriah-Iran

SABTU, 27 MARET 2021 | 08:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tokoh oposisi Suriah Firas Tlass mengungkap sebuah fakta di balik pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafik al-Hariri 2005 silam.

Dalam sebuah wawancara khusus bersama Al-Arabiya, Tlass mengatakan, Hizbullah berada dibalik peristiwa tersebut, dan pembunuhan itu merupakan keputusan bersama antara Suriah dan Iran.

Rafik al-Hariri tewas dalam serangan teroris di Lebanon, pada Februari 2005 silam. Selain Hariri, 21 orang lainnya tewas, dan puluhan orang mengalami luka-luka. Tlass mengatakan, "rezim Suriah memiliki tangan dan yang dieksekusi oleh Hizbullah."


Pengadilan yang didukung PBB pada bulan Desember telah menghukum seorang anggota Hizbullah yang berkonspirasi untuk membunuh al-Hariri, namun Hizbullah membantah ada hubungan dengan serangan itu.

Selama wawancara, Tlass mengatakan bahwa dia "mencintai Rafik al-Hariri sebagai pribadi," namun, rezim Suriah menganggapnya sebagai musuh.

Ini, tegasnya, terutama terjadi pada ayah Bashar, Hafez al-Assad yang hanya mencalonkan al-Hariri sebagai perdana menteri karena tekanan dari rekan-rekannya, terutama Elias Hrawi, mantan Presiden Lebanon.

"Namun, baik Hafez dan Bashar al-Assad sangat percaya bahwa al-Hariri berencana menjadi pemimpin Arab Sunni atas Suriah dan Lebanon," menurut Tlass.

Tlass mengatakan, bahwa 'niat jahat meningkat' terhadap al-Hariri setelah Bashar al-Assad melihat video yang dilaporkan menggambarkan mendiang perdana menteri Lebanon yang mengklaim dia akan memimpin kedua negara.

"Ini terjadi ketika niat jahat diintensifkan terhadap Rafik al-Hariri ," kata Tlass. "Titik puncak" adalah pendudukan Irak.

“Orang Amerika masuk dan memperumit situasi,” katanya. “Al-Hariri memiliki ikatan yang kuat dengan mereka dan hal itu semakin rumit."

"Dari sudut pandang (rezim Suriah) mereka, al-Hariri berkoordinasi dengan Amerika untuk menyerang Suriah dan menggulingkan rezim," katanya.

"Pembunuhannya adalah keputusan bersama Suriah-Iran," klaim Tlass. "Keputusan Suriah-Iran dan eksekusi Suriah-Hizbullah."

Ketika ditanya apakah dia memiliki bukti yang dapat dipercaya, Tlass berkata: "Tidak ada informasi hanya karena di Suriah pembunuhan diperintahkan pada selembar kertas atau secara langsung, artinya Bashar al-Assad mengundang tiga atau empat perwira, yang semuanya terkenal, dan dia akan memberi tahu mereka nama orang yang akan dibunuh.

“Keputusan diambil dari Iran dan Suriah dan para perwira dipanggil dan diberi perintah di Damaskus untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka bekerja dengan presisi tinggi dan dieksekusi dengan presisi," katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya