Berita

Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono/Net

Politik

Masa Jabatan Presiden Tiga Periode, PKS: SBY Pernah Menolak, Jokowi Pun Begitu

KAMIS, 25 MARET 2021 | 21:50 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Menolak gagasan presiden tiga periode adalah amanat reformasi yang merupakan buah pembelajaran anak bangsa terhadap  pengalaman sejarah Indonesia masa lalu.

Begitu dikatakan anggota Fraksi PKS DPR RI, Almuzammil Yusuf soal masih hangatnya diskursus pada isu penambahan jabatan presiden menjadi tiga periode melalui amandemen kelima UUD 1945.

Bagi Almuzammil, orang-orang yang menyuarakan penambahan masa jabatan presiden adalah orang yang gagal belajar dari sejarah.


"Jadi orang-orang yang set back ke gagasan presiden tiga periode itu adalah orang-orang yang tidak belajar dari sejarah Indonesia. Dan cendrung ingin menghidupkan kultus politik kepemimpinan nasional. Ini bahaya," kata Almuzammil kepada wartawan, Kamis (25/3).

Selain itu, lanjutnya, diskursus itu juga mengancam masa depan demokrasi di Indonesia jika jabatan kepala negara nantinya ditambah satu periode dari maksimal dua kali.

"Kultus itu akan mengarah matinya demokrasi dan rusaknya konsep negara hukum, yang akan lahir adalah negara kekuasaan bukan negara hukum. Bukan lagi rule of law tapi law of ruler," terangnya.

Dia juga tidak sepakat dengan adanya pandangan bahwa penambahan masa jabatan presiden untuk menambah durasi jabatan Presiden Joko Widodo.

Pun juga dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang disebut-sebut bisa maju kembali sebagai calon presiden setelah menjadi kepala negara pada periode 2004-2014.

"Penambahan masa jabatan presiden tiga periode tidak perlu dikaitkan dengan pencalonan Jokowi atau juga mungkin pencalonan  SBY sebagai Capres 2024," katanya.

"Pak SBY pada masanya sangat tegas untuk menolak capres tiga periode. Pak Jokowi juga begitu pada statemen pribadinya," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya