Berita

Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial (Kemensos), Pepen Nazaruddin/RMOL

Hukum

Pertemuan Dengan Sritex Atas Perintah Gibran Atau Juliari? Begini Jawab Pepen Nazaruddin

KAMIS, 25 MARET 2021 | 17:43 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial (Kemensos), Pepen Nazaruddin mengaku tidak mengetahui soal pengadaan goodie bag bantuan sosial (bansos) yang digarap oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau dikenal dengan Sritex.

Hal itu disampaikan oleh Pepen usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan suap bansos sembako Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek 2020 di Gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis sore (25/4).

Pantauan Kantor Berita Politik RMOL, Pepen menjalani pemeriksaan sejak pukul 14.00 WIB dan selesai pada pukul 16.49 WIB.


Saat ditanya soal pemeriksaan yang dijalaninya hari ini, Pepen enggan memberikan pernyataan.

"Tanya penyidik aja ya, ini masih proses, nanti nggak enak," ujar Pepen kepada wartawan, Kamis sore (25/3).

Saat di singgung soal pernyataan anak buahnya, Victorius Saut Hamonangan Siahaan yang menyebut dirinya pernah ditemui oleh dua orang dari Sritex, Pepen mengaku tidak mengerti hal tersebut.

“Nggak ngerti saya Victorius," kata Pepen.

Jawaban serupa kembali disampaikan Pepen saat disinggung apakah pertemuan dengan orang Sritex tersebut atas perintah dari Mensos Juliari atau putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

"Enggak ngerti saya. Tanya aja penyidik ya. Iya nanti tanya penyidik aja," pungkasnya sembari menaiki mobilnya.

Pertanyaan ini muncul lantaran dalam pemberitaan Tempo beberapa waktu lalu menyebut “Anak Pak Lurah” memberi rekomendasi pengadaan goodie bag bansos. “Anak Pak Lurah” belakangan disebut sebagai Gibran Rakabuming Raka.

Victorius merupakan Kasubdit Penanganan Bencana Sosial dan Politik pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kemensos.

Saat bersaksi di persidangan terdakwa Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja pada Senin (22/3), Victor mengaku ditemui oleh dua orang yang mengaku dari Sritex saat menjadi pejabat pembuat komitmen (PPK) sebelum digantikan oleh tersangka Matheus Joko Santoso. Kedua orang itu adalah, Nugroho dan Tasya.

"Jadi mengenai goodie bag, pada suatu hari itu saya kedatangan tamu satu orang pria dan satu orang wanita. Sekitar jam 9.00 hingga 10.00 yang sebelumnya saya tidak kenal. Nah kemudian pada saat datang ke ruangan saya memperkenalkan diri satu lelaki namanya Nugroho, dan satu lagi wanita namanya Tasya. Dan mereka mengatakan bahwasanya mereka dari Sritex," ujar Victor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (22/3).

Kedua orang itu. kata Victor, datang ke ruangannya dan menyampaikan ingin bertemu dengan Pepen Nazaruddin.

Kemudian, Victor pun mendatangi ruangan Pepen dan bertemu serta menyampaikan ada dua orang yang ingin menemuinya. Pepen pun menyetujui dan mau menemui kedua orang dari Sritex tersebut.

"Dari ruang Dirjen saya kembali lagi ke ruangan saya, 'Pak Dirjen bersedia'. Nah kemudian Pak Nugroho sendiri yang masuk, saya antar Pak Nugroho ke ruangan pak Dirjen Pepen disitu saya temukan, mereka berkenalan. Dan saya sampaikan ke pak Dirjen Pepen, 'Bagaimana saya pak?' 'Udah kamu keluar aja'. Nah saya keluar," jelas Victor.

Selanjutnya, Victor hanya berbincang dengan Tasya di ruang kerjanya.

Victor juga mengaku bahwa dirinya tidak memperoleh informasi kesepakatan antara Pepen dengan Nugroho.

"Jadi beberapa menit saya menunggu di ruang kerja saya, si Pak Nugrohonya kembali lagi, dan menyampaikan 'Pak Victor nanti tolong bantu distribusi ya' 'Oh iya siap saya akan bantu semampu saya'. Gak lama mereka berdua keluar pulang," terang Victor.

Selain itu, Victor mengaku juga mendapatkan arahan dari Sekretaris Ditjen LinJamsos Kemensos, M. O. Royani.

"Kira-kira, 'Pak Victor tolong dibantu pendistribusian goodie bag Sritex'. Diulang, hanya Sritex," ungkapnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya