Berita

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera/Net

Politik

Impor Beras Ditolak Ormas Hingga Kepala Daerah, PKS: Pertanyaannya, Pemerintah Berpihak Kepada Siapa?

KAMIS, 25 MARET 2021 | 15:25 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Rencana impor beras oleh pemerintah kian mendapat penolakan dari sejumlah kalangan. Mulai dari politisi, aktivis, petani, hingga sejumlah kepala daerah menyuarakan penolakan impor.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengurai, penolakan dari berbagai pihak wajar mengingat rencana Kementerian Perdagangan tersebut kontras dengan momentum panen raya yang akan dihadapi petani. Tak hanya itu, produksi beras dalam negeri juga tercatat melimpah.

"Data produksi beras nasional kita memperlihatkan angka surplus. BPS memproyeksikan produksi beras sepanjang Januari-April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton. Angka ini naik 26,84% jika disandingkan dengan periode yang sama di 2020 (11,46 juta ton)," kata Mardani di akun Twitternya, Kamis (25/3).


Bila melihat pengalaman, kata dia, alur tanam padi oleh petani juga menunjukkan tren yang tetap. Panen raya di bulan Februari-Mei rata-rata 60 sampai 65 dari total produksi.

"Kemudian panen gadu (kemarau) Juni sampai September (25-30% dari total produksi) dan paceklik Oktober sampai Januari. Kemandirian pangan mestinya jadi program utama di negeri agraris ini," sambungnya.

Ia mengamini bahwa kebijakan impor bisa memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga tertentu. Namun ia berharap kebijakan impor tidak mengorbankan petani. Pemerintah juga diminta bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis, sampai aspek sosial.

"Ingat pengalaman 2018, dari 1,785 juta ton beras yang diimpor, saat ini masih tersisa 106.642 ton. Bulog menyatakan beras tersebut sudah turun mutunya. Impor bukan solusi atas persoalan kesenjangan stok beras antardaerah," tegasnya.

Di sisi lain, ia mempertanyakan pijakan kebijakan Kementerian Perdagangan yang ngotot mengimpor beras. Sebab beberapa kepala daerah, ormas, hingga petani lantang menolak impor beras.

"Dengan berbagai gelombang penolakan rencana impor, timbul satu pertanyaan sederhana. Berpihak kepada siapa sebenarnya pemerintah?" tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya