Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Taiwan Umumkan Kasus Impor Pertama Demam Chikungunya Asal Indonesia

RABU, 24 MARET 2021 | 14:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Juru bicara Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan (CECC) Jen-hsiang mengumumkan kasus demam chikungunya impor pertama untuk tahun ini.

Selama konferensi pers yang digelar pada Selasa (23/3), Jen-hsiang mengatakan bahwa kasus impor pertama itu berasal dari seorang pria asal Indonesia berusia 20-an yang datang ke Taiwan untuk bekerja pada Selasa (16/3).

Taiwan News melaporkan, ketika pria asal Indonesia tersebut tiba di Taiwan, dia ditemukan menderita demam. Petugas karantina kemudian mengujinya untuk demam berdarah, tetapi hasilnya negatif.


Setelah menerima hasil negatif, dia kemudian menjalani tes Covid-19 dan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Tes darah yang dilakukan di bandara mengungkapkan bahwa dia positif terkena demam chikungunya.

Saat ini dia telah ditempatkan di bangsal isolasi rumah sakit, sementara dua teman perjalanannya saat ini tidak menunjukkan gejala.

Sejak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk pertama kali ditetapkan sebagai penyakit menular yang dapat dilaporkan pada tahun 2007, Taiwan telah mencatat total 232 kasus yang dikonfirmasi. Ini termasuk 21 kasus lokal dan 211 kasus impor.

Dari kasus impor, 90 persen terinfeksi di negara-negara Asia Tenggara, dengan Myanmar pada 70 persen sebagai mayoritas, diikuti oleh Indonesia 62 persen dan Filipina 28 persen. Baru-baru ini, banyak negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia, telah melaporkan tingkat infeksi yang rendah.

Total kumulatif kasus yang dilaporkan di wilayah tersebut sepanjang tahun ini mencapai 100, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, dalam wabah baru-baru ini di Sentul, Kuala Lumpur, lebih dari 50 kasus telah dilaporkan sejak 16 Februari.

Menurut CDC, cara penularan penyakit ini sama untuk demam berdarah, yaitu ditularkan melalui gigitan nyamuk macan Asia atau Aedes aegypti. Masa inkubasinya adalah dua sampai 12 hari, sedangkan masa infeksi berkisar dari dua hari sebelum timbulnya gejala sampai lima hari sesudahnya.

Gejala demam chikungunya termasuk demam mendadak, nyeri sendi atau artritis (terutama pada sendi kecil tangan dan kaki, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki), sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, nyeri otot, dan ruam pada sekitar setengah dari pasien.

Kebanyakan pasien sembuh dari penyakit dalam waktu sekitar tujuh sampai 10 hari.

CDC mendesak orang-orang yang berencana melakukan perjalanan ke Asia Tenggara dan daerah lain di mana demam chikungunya mewabah untuk mengambil tindakan guna menghindari paparan nyamuk, seperti mengenakan kemeja lengan panjang berwarna terang dan celana panjang.

Juga sangat disarankan untuk menggunakan pengusir serangga yang disetujui pemerintah yang mengandung DEET, picaridin, atau IR3535, dan tetap berada di dalam ruangan di belakang pintu dan jendela yang disekat.

CECC mengingatkan masyarakat bahwa jika mereka mengalami gejala demam chikungunya saat tiba dari luar negeri, mereka harus memberi tahu petugas karantina bandara dan pelabuhan serta bekerja sama dengan tindakan pencegahan epidemi. Jika mereka mengalami gejala yang mencurigakan selama masa karantina, sangat disarankan untuk menghubungi departemen kesehatan atau pusat perawatan kesehatan setempat dan menghindari transportasi umum.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya